Devil in Your |46

12K 613 74
                                    

Ryan dengan santainya masuk ke dalam mansion keluarga Wijaya tanpa mengucapkan salam apapun dan segera menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Ia tak ingin berpapasan dengan wanita ular yang kini menjabat sebagai istri dari papinya.

Ia segera mengunci pintu kamarnya dari dalam dan berniat untuk segera mengemasi seluruh barang peninggalan maminya dan memindahkannya ke mansion besar Anggaranta di Swiss. Pasalnya, dulu maminya sangat sering menceritakan tentang Swiss yang merupakan negara kesukaannya.

Setelah menghabiskan waktu sekitar dua jam untuk menata dan memastikan penyusunan agar tidak lecet, akhirnya ia menutup dua koper penuh akan semua barang-barang peninggalan maminya itu.

Lalu, ia menelfon salah satu suruhannya agar segera ke sana untuk memindahkan seluruh barang maminya ke mansion Anggaranta bagian Swiss. Tak lupa, ia juga menyuruh anak buahnya itu mengambil beberapa flashdisk yang tadi ditinggalkannya di mobil Lamborgini hijau kesayangan Anggaranta.

"Mami, Ryan rindu sama mami, apa mami gak berniat buat bertemu sama Ryan?" lirihnya manatap dalam sebuah foto di mana dirinya sedang bermain air hujan bersama maminya.

Ting! Tong!

Suara bel mansion menyadarkan lamunannya. Ia segera membuka pintu kamarnya kemudian menenteng kedua koper berisi barang itu agar segera dipindahkan dari mansion Wijaya yang menurutnya adalah tempat terbusuk di mana maminya adalah salah satu tumbal tempat tersebut.

Ia segera menyerahkan kedua koper penuh itu kepada empat body guard suruhannya agar menjaga barang itu sebaik mungkin melebihi mereka menjaga nyawanya sendiri.

Ryan mendengus lega, itu adalah peninggalan terakhir yang dipindahkannya selama ini. Kini, barang-barang milik maminya telah tiada lagi di mansion Wijaya. Lalu, ia menatap nanar cek sebesar sembilan ratus milyar dolar Amerika di tangannya. Ia berniat membayar seluruh hutang yang ada di benak papinya itu.

Kemudian, dengan santainya ia kembali mesuk ke dalam kamar untuk melakukan beberapa pekerjaan terakhir dari A'N'G Company sebelum secara resmi diserahkan kepada kakak iparnya tersebut.

Tangannya bergerak lincah di key board tanpa diminta. Mengurus mulai dari saham, keuangan, hingga jumlah akhir karyawan yang ada di seluruh dunia. Dan jangan lupa, tidak ada mansion milik A'N'G Company di manapun, hanya ada pemindahan berupa aset uang dan salah satu panti asuhan besar yang kini berada di Kanada.

•••

Arka, dia dengan mata tajamnya menelisik berbagai jenis latihan anak buahnya saat ini. Entahlah, akhir-akhir ini, dia mendapat perintah dari leader-nya untuk lebih keras mengasah kemampuan bertarung para anggota lainnya.

Dia berfikir sejenak, 'Sepertinya ada someone kali ini dan dapat dipastikan akan ada sesuatu yang sangat berharga yang harus mereka lindungi.' lalu kembali menelisikkan matanya pada setiap dari mereka.

"Bang Arka." ia menoleh saat mendapati seseorang yang berdiri di pojok sana memanggilnya.

"Ya, ada apa, dek??" tanyanya penasaran.

"Abang, ikut Gea bentar. Keruangan gue sekarang." ujarnya kemudian melenggang duluan menuju ruangan pribadinya di lantai teratas milik markas.

Setelah beberapa waktu, Arka menitipkan pesan kepada salah satu anak buah kepercayaannya agar meneruskan untuk mengawasi berjalannya latihan mereka, kemudian ia melenggang menuju ruang pribadi milik Gea.

Tok... Tok... Tok...

Ceklek...... 

Arka segera masuk lalu dengan segera pula menutup pintu ruangan tersebut. Ia menatap bingung saat Gea dengan berkacak pinggang menatapnya sebal. 'Ada apa ini??'

Devil in Your (ANGGARANTA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang