Mereka dengan rapi duduk di alas tersebut. Mereka semua belum makan kecuali Reynald yang langsung menyantapnya meski masih panas.
"Ini? Apa?" tanya Radit melihat burger tersebut. 'Ni daging apa sih?'
"Kelinci." balas Gea singkat seraya mengambil air putih dari dalam tenda.
"Kelinci?" Ryan dan Gea mengangguk serempak.
"Dapat dari mana?" tanya Radit curiga. 'Ni ketos kok curigaan amat sih wataknya?'
"Gak penting." balas Ryan seadanya. 'Kasih tau juga, ga bakal percaya.'
"Tapi, sebagai ketos yang baik gua harus tahu!" ujarnya tegas pada Ryan. 'Cih! Pencitraan ni ketos.'
"Oh, jadi lo it—" perkataan Ryan terpotong oleh makan yang tiba-tiba bertengger manis di mulutnya. Ia menatap sang empu bertanya.
"Udah dapat ijin dari pemilik sekolah." kata Gea seadanya. 'Bener kan? Kan pemilik RIHS itu gua.' Ryan mengangguk mengiyakan.
"Oh yaudah, kalau gitu ga papa." balas Radit ikut mengiyakan.
"Ngomong-ngomong, ini beneran lo yang masak?" tanya Radit pada Gea. 'Si caper njir!!'
Gea mengangguk singkat. "Cuma ini, yang itu Anggar yang masak." tunjuknya pada tteokbokki buatan Ryan.
'Manis.' Radit tersenyum samar. 'Kalau diperhatiin, si Gea manis juga.'
Mereka mulai makan setelah berdoa terlebih dulu. Mereka makan dengan lahap dan sesekali mengomentari masakan temannya yang terasa sangat lezat di mulut. 'Enak.'
"Dit, habis ini agendanya apa?" tanya Geo pada Radit penasaran.
"Seharusnya sih sarapan, terus mandi habis itu jelajah di hutan sana." jelas Radit pada mereka.
"Oh, gitu. Gimana kalau kita sekarang mandi aja dulu. Kan kita nanti bisa ngelewatin agenda sarapan. Bisa nggak?" tanya Reyhan pada Radit. 'Bijak banget sih kembaran gua!'
"Bisa aja sih. Terserah kalian." balas Radit seadanya.
Setelah selesai makan, mereka semua pergi mandi kecuali Radit yang kini sibuk dengan tugas osisnya. Mereka berpencar ke dua arah, karena tempat mandi laki-laki dan perempuan itu berlawan arah.
Di tengah perjalanan, Ryan baru saja mengingat sesuatu yang sangat penting. 'Kiss mark dari gua kan, masih banyak di Talya!'
•••
Saat ini, para perempuan sedang bersiap untuk mandi sebelum para rombongan siswi lain datang.
"Kiss mark?" gumam Aura saat melihat bahu mulus Gea.
"Ha?" Lexa bertanya pada Aura.
"Itu." tunjuk Aura pada bahu Gea.
Gea yang mendengar bisik-bisik mereka, menoleh padanya dengan tatapan bertanya. 'Ada apa sih?'
"Kenapa?" tanya Gea bingung.
"Di bahu lo, ada kiss mark." jawab Lexa frontal yang membuat Gea tercekat seketika.
"Bercanda lu gak lucu." Gea sedikit terkekeh untuk menutupi kegugupannya.
"Tapi kita ga bercanda." kekeh Aura yakin.
"Nyamuk kali." balas Gea mengelak.
"Ouh.... Nyamuk ya?" Aura dan Lexa Mengangguk-anggukan kepalanya faham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil in Your (ANGGARANTA)
Teen Fiction[PROSES REVISI] Series pertama Anggaranta Bagaimana rasanya, difitnah oleh keluarganya sendiri, sakit!! ia hanya bisa menangis bodoh dan tersenyum miris akan semua. Diusir karena ego lebih kuat. Dibuang layaknya sampah. Hanya karena, seorang yang...