"Apa maksudnya?" tanya Gea sedikit membentak ke arah Ryan.
"Dia, mengincar pewaris Anggaranta." kata Ryan spontan yang membuat Gea kini mengacak rambutnya frustrasi. 'Gimana bisa si idiot itu bisa tahu!! Arrgghhh!!!'
"Dia mengancam salah satu pelayan setia Anggaranta lalu membunuhnya." jelas Ryan yang membuat Gea semakit memejam erat matanya. 'Argh! Sial! Sial! Sial!'
"Tidak kah si idiot itu memiliki sedikit perasaan untuk bayi mungil yang baru saja genap sebulan seperti Vano?" Gea menyandarkan kepalanya di sofa kebesaran miliknya meredakan sedikit rasa pusing di kepalanya. 'Persis seperti julukannya, IDIOT! Orang itu memang benar-benar idiot.'
"Kalau kau lupa, dia itu idiot sejati." kata Ryan mengingatkan. 'Ya, idiot.'
"Tapi setidaknya, apa dia tega ingin membunuh bayi tak bersalah seperti Vano?" tanya Gea tak habis pikir dengan musuhnya yang satu ini.
"Kau lupa, orang idiot inilah pencetus perang mafia dua tahun lalu?" kata Ryan mengingatkan lagi.
"Hm, hampir saja aku melupakannya." Gea terkekeh geli pada dirinya sendiri.
"Dia, benar-benar idiot."
•••
"Kau tahu, meski ada seribu alasan untukku menjauh. Tapi selalu ada tiga alasan untuk selalu di sisimu." Ryan memberitahu Gea lewat telepon.
"Apa itu?" tanyanya penasaran."Pertama, aku mencintaimu. Kedua, aku ingin selalu ada di sampingmu, menjagamu. Ketiga, aku ingin selalu menjadi alasan di balik tawamu." jelasnya dalam.
"Kau, sungguh romantis." pujunya tulus.
"Hm, ya! Aku romantis." balasnya sombong di seberang sana.
"Jaga kesombonganmu, tuan Anggar!!" peringat Gea.
"Sombong, tapi memang romantis, kan? Itu kenyataannya." balasnya seraya terkekeh geli di sana.
"Hm. Kau tampan." puji Gea padanya.
"Kau malah lebih cantik." pujinya balik.
"Tentu saja, karena aku perempuan, sedangkan kau? Laki-laki, tentu saja kau tampan. Dan aku lebih cantik!" jelasnya seraya terkekeh di beberapa bagiannya.
"Yah, menggodamu, memang sulit? Nyonya Anggaranta!" ujarnya lesu di sana.
"Tolonglah, panggil saja namaku, Anggar! Aku merasa tua dengan sapaan itu." protesnya tak terima.
"Oh ya? Seorang Talya bisa yang sering memultasi orang bisa merasa tua?" tanya Ryan geli.
"Aku juga manusia!" jawab Gea mengingatkan.
"Tentu, kau menusia. Dan kau juga, pasangan hidupku selamanya." tambahnya.
"Ya, mencari surga."
"Hm, kau benar."
"Tentu!"
"Oh ya, apa Vano kecil sudah tidur?" tanyanya penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil in Your (ANGGARANTA)
Teen Fiction[PROSES REVISI] Series pertama Anggaranta Bagaimana rasanya, difitnah oleh keluarganya sendiri, sakit!! ia hanya bisa menangis bodoh dan tersenyum miris akan semua. Diusir karena ego lebih kuat. Dibuang layaknya sampah. Hanya karena, seorang yang...