Sumatera (1)

860 89 1
                                    

Ucapan selamat datang terus menerus dari para bangsawan. Ada yang datang dengan tangan kosong, bahkan ada yang datang membawa hadiah. Semua dari mereka mengatakan bahwa aku akan menjadi raja majapahit yang hebat di kemudian hari.

Sudah seminggu berlalu semenjak pesta kemenangan itu. Ibu mengatakan bahwa aku telah mampu membuktikan kepada seluruh penjuru Majapahit bahwa aku akan menjadi raja yang layak, tetapi justru tantangan yang lebih besar akan datang. Akan banyak bangsawan yang datang kepadaku dengan maksud yang tersembunyi dan aku diminta untuk berhati-hati.

Majapahit adalah sebuah negara yang berisikan orang-orang kuat. Sehingga rajanya harus jauh lebih kuat dari pengikutnya. Jika lemah, maka akan terjadi pemberontakan dan pembunuhan seperti yang dialami pamanku Jayanegara.

"Pangeran, Gajah Mada mohon izin untuk masuk," kata pengawal yang menghentikan lamunanku. Gajah Mada adalah satu-satunya petinggi istana yang belum memberikan selamatnya untukku. Ucapan darinya adalah salah satu yang ku tunggu. Mungkin setelah ibu, dia adalah orang yang benar-benar ku dengan dan hargai ucapannya.

"Pangeran," sapa Gajah Mada dan memberi hormat. Ku persilahkan dia duduk di kursi di depanku.

"Seperti yang sudah saya duga pangeran mampu melalui ini semua dengan hasil yang gemilang," kata Gajah Mada.

Aku hanya tersenyum mendengarkan pujian itu.

"Pangeran, ada permasalahan yang harus dibicarakan segera," ucap Gajah Mada.

"Apa?" tanyaku penasaran masalah apa yang akan dibicarakan Gajah Mada denganku.

Kenapa tidak ke ibu? Atau biasanya dia menyelesaikan masalah itu sendiri. Kenapa sekarang malah berkonsultasi denganku.

"Terkait Adityawarman, saat ini para Bangsawan sedang mengamati gerakan pangeran selanjutnya," jawab Gajah Mada.

Aku mengumpat dalam hati. Aku melupakan masalah itu. Betapa bodohnya aku. Saat ini para Bangsawan, bahkan Adityawarman sendiri sedang menunggu keputusanku.

"Aku sudah membicarakan hal ini sebelumnya dengan yang mulia ratu, tetapi beliau menyerahkan keputusan ini kepada anda, pangeran," lanjut Gajah Mada.

"Aku tetap mengganggap penaklukan Sumatera harus dilakukan segera. Kemengan kita atas Sriwijaya menyebabkan ketakutan kerajaan lain terhadap pasukan kita. Ketakutan ini akan menjadi keuntungan dan kita harus memanfaatkannya sebagai minyak yang menyalakan api. Jika tidak segera minyak itu akan menguap dan hilang," jawabku.

"Apakah pangeran yakin?" tanya Gajah Mada.

Kisah Cinta Raja Jawa (END)(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang