Solusi (1)

464 48 0
                                    

Rapat yang dijadwalkan harusnya segera berlangsung harus ditunda, karena aku tidak berada di ruangan. Aku berjalan-jalan sejenak mencari udara sebelum akhirnya kembali ke ruangan.

Ruangan sudah dipenuhi oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab untuk urusan ini. Ada menteri pertanian, menteri kesejahteraan, dan menteri pembangunan, diikuti oleh para pembantunya masing-masing.

Saat aku memasuki ruangan, para hadirin berdiri dan membungkuk memberi hormat. Aku memberikan isyarat untuk mereka kembali duduk.

"Yang mulia," menteri pertanian memulai pembicaraan.

"Banjir ini lebih parah dari yang diperkirakan. Sawah-sawah yang terendam banjir lebih banyak. Hampir separuh sawah warga tak dapat diselamatkan lagi," lapor menteri pertanian.

"Lalu bagaimana dengan stok pangan?" tanya ku.

Kali ini giliran menteri kesejahteraan yang menjawab, "Stok pangan hanya dapat bertahan hingga 6 bulan lagi. Jika menunggu panen raya tahun selanjutnya, maka kita harus menyediakan stok pangan untuk 6 bulan sisanya."

Aku berpikir sejenak, mencari solusi kekurangan pangan ini. Dari mana kita akan mendapatkan sisanya. Di saat seperti ini harusnya ada Gajah Mada disini. Biasanya dia memiliki jalan keluar yang tak terpikirkan oleh para menteri lain.

Kediamanku membuat keheningan. Ruangan yang penuh jadi terasa lenggang.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas dipikiranku. Dengan banyaknya wilayah yang berada di bawah kekuasaan Majapahit kita dapat memanfaatkan itu.

"Apakah upeti dari Bali dan Sriwijaya sudah tiba?" tanya ku.

"Belum Yang Mulia," jawab menteri kesejahteraan.

"Kirim utusan ke Bali dan Sriwijaya suruh mereka menahan upeti mereka. Mereka tidak perlu mengirim emas tahun ini. Kita perlu bahan makanan. Kirim ke negeri ini dalam tiga bulan ke depan," perintahku.

"Siap laksanakan Yang Mulia," jawab menteri kesejahteraan.

"Lalu bagaimana ini bisa terjadi?" tanya ku pada menteri pembangunan.

Kisah Cinta Raja Jawa (END)(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang