Perang Bubat (3)

446 43 1
                                    

Gajah Mada tentu menyadari dia tidak bisa menyerang Pasukan Sunda begitu saja apalagi ada Putri Pitaloka disana. Dia bisa dieksekusi bila dia melakukannya. Jadi Gajah Mada menggunakan strategi lain, membuat seolah-olah Pasukan Sunda yang menyerang lebih dahulu.

Ketika malam telah tiba, rencana yang dilancarkan oleh Gajah Mada akhirnya dimulai. Tanpa mereka sadari ternyata dari rombongan Pasukan Sunda itu ada seorang Pasukan Bhayangkara yang menamar. Dia menyamar menjadi salah satu dari mereka dari 1 bulan yang lalu, disaat Gajah Mada mulai mencium pergerakan dari Raja Hayam Wuruk.

Pasukan Bhayangkara adalah pasukan elit, selain hebat di medan pertempuran, mereka juga mampu menggunakan berbagai bahasa, salah satunya bahasa Sunda. Tentunya akan menjadi sangat mudah bagi mereka untuk menyamar ke pasukan lain yang memiliki ciri fisik dan rupa yang sama.

Dia berbaur dengan mereka, bercakap-cakap, makan, dan minum bersama, serta berlatih bersama. Dia terus berpura-pura menjadi bagian dari mereka. Hingga dia akhinya terpilih menyertai rombongan Sunda ke Majapahit.

Ketika tengah malam, giliran dia yang berjaga bersama satu pasukan sunda lainnya. Mereka berkeliling memastikan keadaan baik-baik saja, tapi tanpa diduga, pasukan Sunda itu disekap oleh orang yang dikiranya temannya sendiri, diikat dan disembunyikan di suatu tempat.

Pasukan Bhayangkara yang menyamar itu kembali ke tenda pasukan, dia berteriak, "Salah satu teman kita disekap."

"Bagaimana bisa?" tanya pasukan Sunda lainnya.

"Ketika kami berjalan di tempat gelap. Tiba-tiba saja beberapa orang menyergap kami. Dia tertangkap. Kita harus menyelamatkannya atau dia akan segera mati," ucap Pasukan Bhayankara itu sambil berpura-pura gemetaran.

Benar saja, tak lama setelah itu keributan muncul di tengah-tengah pasukan Kerajaan Sunda hingga membangunkan Prabu Linggabuana dan Putrinya.

"Ada apa ini?" tanya Prabu Linggabuana.

Pasukan Bhayangkara yang menyamar itu menjelaskannya kepada Prabu Linggabuana.

"Kita harus tetap tenang. Kita percaya Raja Hayam Wuruk akan segera datang," ucap Prabu Linggabuana.

"Tapi jika begini terus kita semua akan mati sebelum pagi tiba," hasut Pasukan Bhayangkara itu.

Keributan menjadi semakin besar, bahkan Prabu Linggbuana dan Putri Pitaloka tidak bisa menenangkannya.

"Aku akan pergi. Setidaknya kita akan mati dalam berjuang daripada mati ketakutan seperti ini," ucap Pasukan Bhayangkara itu terus mencoba menghasut Pasukan Sunda.

Hasutan pun berhasil. Pasukan Sunda mulai menyerang tanpa mereka tahu apa yang akan mereka hadapi.

Kisah Cinta Raja Jawa (END)(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang