Sumatera (2)

767 92 0
                                    

Pertanyaan dari Gajah Mada itu menandakan keraguannya. Gajah Mada adalah guru yang mempercayaiku, keraguan darinya tentu mempengaruhiku. Jika orang lain yang bertanya pasti aku akan bersiker, tapi jika Gajah Mada berbeda.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanyaku.

"Menurutku penaklukan Sumatera harus ditunda," jawab Gajah Mada.

"Kenapa?" tanyaku menahan amarah.

Gajah Mada terlihat mengambil nafas dalam-dalam mencoba berbicara sepelan dan sejelas mungkin.

Gajah Mada menjawab, "Saat ini Samudera Pasai dalam posisi yang kuat, jika hanya memanfaatkan ketakutan kita akan sulit menang."

Gajah Mada melanjutkan, "Ketika kita berperang ada dua kemungkinan, menang atau kalah. Kemenangan kita terhadap Sriwijaya telah memberikan rasa percaya yang sangat tinggi dari para bangsawan kepada pangeran selaku Raja Majapahit selanjutnya. Tetapi jika kita sampai kalah, tentu kepercayaan itu akan hilang. Lebih baik pangeran menunggu terlebih dahulu sampai nanti pangeran diangkat menjadi Raja Majapahit."

Aku terdiam, kesal, dan marah, karena apa yang dikatakan Gajah Mada adalah sebuah kebenaran.

"Tapi jika kita terlalu lama menunggu, kita akan kehilangan momentum," ucapku.

"Pangeran, yang mulia ratu sudah tidak lama lagi menjadi penguasa Majapahit. Saat ini beliau sedang mempersiapkan ada untuk menjadi penerusnya," jawabnya.

Aku sudah mengetahu bahwa ibu tidak mempunyai semangat untuk menjadi penguasa. Dia menjadi ratu hanya untuk keberlangsungan kerajaan ini. Tapi aku tidak menyadari jika harus secepat ini.

Kisah Cinta Raja Jawa (END)(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang