Sang Patih

760 68 0
                                    

"Yang Mulia, rombongan Gajah Mada sudah sampai di Pelabuhan," ucap salah seorang penjaga istana.

Dua kabar bahagia dalam minggu yang sama. Aku langsung bangun dari duduk ku.

"Siapkan jamuan," perintahku pada penjaga.

"Aku ingin menyambut Gajah Mada di gerbang istana," perintahku pada pengawal.

Sesampainya aku di gerbang istana terlihat gerombolan penduduk menyambut kedatangan Gajah Mada dan pasukannya di kiri dan kanan jalan. Wajah mereka yang sumringah mengharapkan berita kemenangan dari Sang Patih, yang mereka anggap bak pahlawan.

Matahari sudah berada tepat di atas. Panas mulai menyengat.

"Yang mulia, bukankah lebih baik menunggu di dalam istana?" ajak Pengawal, yang khawatir akan panasnya matahari siang ini.

Aku tidak menjawab, hanya menatap lurus ke depan menanti kedatangan mereka. Tak lama terlihat rombongan  yang disambut oleh sorak-sorak penduduk.

Rombongan itu berjalan mendekat. Apakah itu Gajah Mada?
Pemimpin pasukan itu belum terlihat.

Ketika pasukan semakin mendekat, tiba-tiba ada seseorang yang ke depan rombongan pasukan itu.

Itu dia Gajah Mada.

Ketika melihat dirinya berada di depan pasukan. Hatiku merasa lega, meskipun aku belum menerima kabar pastinya.

Ketika mereka sampai di depan gerbang istana tepat di depanku. Gajah Mada berlutut di depanku. Diikuti oleh seluruh rombongan pasukan dan penduduk yang daritadi berdiri, tapi tidak sadar akan kehadiranku.

"Berdiri," perintahku.

"Yang Mulia," sapa Gajah Mada.

Aku memeluknya. Sebagai guruku dia selalu punya tempat yang istimewa di hatiku.

Setelah memeluknya, aku melihat kondisi pasukan satu per satu. Mereka dalam keadaan sehat. Pasti Gajah Mada membawa kabar gembira.

"Bagaimana peperangan melawan Samudera Pasai?" tanyaku pada Gajah Mada.





Kisah Cinta Raja Jawa (END)(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang