Kisah Cinta Raja Jawa (END)(SELESAI)

Menunggu Kabar

Sudah dua minggu berlalu sejak pidato itu. Pidato yang mengantarkan para pejuang itu ke medan laga. Meskipun yang berpidato tidak ikut mereka kesana.

Kabar pertama dari Adityawarman sudah ku terima, dituliskan dalam sebuah surat yang diantarkan oleh seorang pasukan berkuda. Aku baca dengan seksama isi dari surat tersebut.

Adityawarman menuliskan, "Pangeranku, perjalanan kami ke ujung pulau Jawa berlangsung mulus. Tidak ada hambatan sedikitpun. Kami juga mengantarkan hadiah untuk Prabu Linggabuana dalam perjalanan kami. Dia terkagum-kagum melihat jumlah pasukan kita yang amat besar. Saat ini kami akan menyebrang ke Pulau Sumatera. Kapal-kapal sudah disiapkan oleh Mpu Nala. Tidak ada penjagaan dan tidak ada kapal Sriwijaya di sekitar sini. Sepertinya pasukan dari Tiongkok benar-benar menahan mereka. Dalam dua hari kami akan sampai di Pulau Sumatera. Saya akan mengabari kembali ketika kemenangan berhasil kita raih. Hormat hamba, Adityawarman."

Kabar baik yang ku terima setelah lama ku tunggu. Mungkin dalam beberapa hari ke depan kita akan mendapatkan kabar dari pertempuran di Dharmasraya ibukota Sriwijaya.

Hari ini juga aku berjanji akan mengunjungi ibu. Jbu sudah membaik dari sakitnya. Karena kondisinya itu urusan kerajaan diwakilkan olehku dan Gajah Mada, yang membuat kami berdua tidak bisa pergi berperang.

Setelah berjalan sedikit memutar untuk melihat kondisi istana. Aku tiba di kamar ibuku.

"Apakah yang mulia ratu bisa dikunjungi?" tanyaku pada pengawal.

"Silahkan pangeran," sahutnya sambil membuka pintu kamar.

"Ibu," sapa ku sambil menciun tangannya dan memeluknya.

"Bagaimana keadaan ibu?" tanyaku

"Sudah baik nak. Maaf merepotkanmu harus mengambil alih pekerjaan ibu. Dalam beberapa hari ibu akan kembali.," jawabnya.

"Bagaimana pasukan kita? Apakah sudah ada kabar dari mereka?" tanya ibu.

Lalu aku menjelaskan pada ibu kondisi pasukan kita dan dalam beberapa hari peperangan akan terjadi.