Naik Tahta

867 96 2
                                    

Hari ini 17 tahun yang lalu adalah waktu aku dilahirkan. Pada waktu itu, negeri ini diguncang oleh meletusnya Gunung Kelud. Jadi setiap tahun di hari kelahiranku, aku selalu berandai apakah negeri ini akan kembali berguncang atau bahkan bukan hanya negeri ini tapi seluruh dunia yang akan berguncang pada tanggal yang sama di waktu yang berbeda.

"Pangeran mari kita berangkat," kata Gajah Mada dari luar kamarku.

Ya hari ini adalah hari penobatanku. Gajah Mada akan mendampingiku dalam prosesi penobatan, sebagai Mahapatih dan sebagai guruku. 

Aku sampai di aula istana dan di sana para tamu undangan sudah memenuhi ruangan. Suara gamelan terdengar dan membuatku terhanyut dalam lantuannya. Seolah-olah itu adalah suara dari surga. Ketika aku datang, para tamu undangan memandangiku dan Gajah Mada. Para tamu undangan terdiri dari bangsawan dan orang-orang dengan muka yang berbeda dari orang yang biasa ku lihat di kerajaan ini. Sepertinya mereka adalah duta besar dari negara-negara sahabat, seperti Tiongkok di Utara dan Arab di Barat. 

Aku berjalan menuju singgasana didampingi oleh Gajah Mada di belakangku. Prosesi akan dimulai ketika aku mencapai singgasana. Padahal jarak dari pintu masuk aula hingga singgasana dekat, tetapi saat ini dipandangi oleh seluruh orang penting negeri ini, jarak itu terlihat sangat jauh. Ketegangan begitu intens ku rasakan, jantungku berdetak kencang, keringat terasa mengucur deras di dalam pakaian yang ku gunakan. Udara terasa begitu mencekik, sehingga aku kesulitan bernafas. Aku mengatur nafasku perlahan-lahan, berusaha setenang mungkin.

Aku berdiri tepat di depan ibuku yang berdiri di depan singgasananya. Ibu tersenyum kepadaku dan memulai prosesi ini dengan pidato pembukaannya, "Para tamu undangan yang terhormat. Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi negeri kita, kerajaan kita, Kerajaan Majapahit. Tepat di umurnya yang mencapai 17 tahun, Pangeran Hayam Wuruk, akan mengambil alih kekuasaan di kerajaan ini sebagai Raja Majapahit."

Ibu melanjutkan, "Mungkin banyak yang bertanya-tanya, kenapa terlalu cepat, bukankah terlalu muda. Tapi seperti yang para hadirin ketahui sendiri, Hayam Wuruk berhasil dengan strateginya menaklukan Kerajaan Sriwijaya pada umurnya yang baru 14 tahun. Untuk itu percayalah dan dukunglah dia selama menjadi Raja negeri ini. Semoga Sang Hyang Widhi merestui dan memberikan kejayaan pada negeri kita."

Kisah Cinta Raja Jawa (END)(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang