Jung Jawa

783 81 2
                                    

Selang beberapa hari datang seseorang yang bernama Mpu Nala. Badannya yang kekar, serta otot di tangan kanan dan kirinya, menggambarkan dirinya yang telah melewati derasnya ombak lautan.

"Selamat pagi, Yang Mulia Raja," sapa Mpu Nala memberi hormat.

Dia datang menjumpaiku di ruanganku. Dia didampingi oleh Gajah Mada dan seorang bawahannya.

"Silahkan duduk," kataku.

"Aku mendengar bahwa kau adalah orang yang hebat di lautan. Apakah kau mau ku angkat jadi laksamana?" tanyaku.

"Sebuah kehormatan untuk saya, yang Mulia. Tetapi saya khawatir, status saya yang bukanlah bangsawan, akan membuat saya kesulitan untuk menjadi komandan mereka," jawab Nala.

"Aku bisa mengangkatmu sebagai bangsawan, kasta Ksatria," ucapku.

Mpu Nala menahan nafas, menelan ludah, dia berbalik arah melihat ke arah Gajah Mada yang menggangguk.

"Benarkah apa yang hamba dengar ini, yang Mulia?" tanyanya.

"Aku bisa menaikkan derajat seseorang dan menghinakan orang lainnya. Itulah kuasaku sebagai Raja negeri ini," jawabku.

Dia terdiam.

Aku pun menananyakan padanya, "Lalu jika kau menjadi panglima, apa yang akan kau lakukan agar armada laut kerajaan ini ditakuti dunia?"

"Aku akan membuat kapal terbesar, yang tidak pernah dilihat orang sebelumnya. Jika yang mulia pernah melihat kapal orang-orang putih Galeon. Maka saya akan membuat kapal dengan ukuran tiga kali lebih besar," jelasnya.

Dia pun memeberikan sebuah gulungan kertas yang berisikan kerangka dari kapal yang akan dibuatnya.

Betapa kagetnya aku melihat kapal sebesar ini. Kapal ini memiliki 6 buah layar dan dua buah dayung besar di kanan dan kirinya.

Aku bertanya heran, "Lalu bagaimana kau akan mencari kayu untuk membuat kapal sebesar ini? Dan berapa banyak pasukan yang akan kau bawa?"

"Ada sebuah pulau yang memiliki pohon denganbm batang kayu yang berukurang raksasa, yang Mulia," jawabnya

Dia pun melanjutkan, "Jumlah pasukan armada laut kita bisa mencapai 40.000 orang yang mulia."

"40.000 orang?" aku terheran-heran.

Untuk pasukan darat saja, memiliki pasukan sebanyak itu sudah sangat besar, apalagi untuk sebuah armada laut. Jika sebanyak itu, Majapahit akan memiliki armada laut terbesar.

"Berapa lama kau akan mengumpulkan orang sebanyak itu?" tanyaku.

"Satu tahun yang mulia. Lalu setelah itu aku akan berlayar menaklukan negeri-negeri di Nusantara. Untuk kejayaan Majapahit, untuk kejayaan Yang Mulia Raja Hayam Wuruk," jawabnya.

Aku pun tersenyum mendengar jawabannya.

"Baiklah mulai sekarang kau akan menjadi Laksamana Nala, sang penjaga Samudera. Kapal-kapal yang membawa putra-putra Majapahit itu ku berikan nama JUNG JAWA," jawabku.

Kisah Cinta Raja Jawa (END)(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang