Tok tok tok tok tok tok. "Pangeran," terdengar seseorang mengetuk pintu kamarku dan memanggilku. Siapa yang berani membangunkanku di pagi buta seperti ini. Aku bangun dan paksakan membuka pintu kamar. Terlihat seorang pengawal dan ku pandangi ia dengan muka masam, sambil bertanya padanya ketus, "Ada apa pagi-pagi harus membangunkanku?"
"Mohon maaf pangeran, utusan dari tuan Adityawarman telah tiba menyampaikan kabar peperangan di Dharmasraya. Dia tidak mengizinkan hamba membaca suratnya dan hanya akan memberikan surat tersebut kepada pangeran," sahut pengawal tersebut.
Hatiku berdetak kencang. Apakah itu kabar kemenangan atau kabar kekalahan? Aku memakai pakaian ku dan segera menuju ruang kerjaku dimana utusan tersebut menunggu. Terlihat seorang pemuda mungkin sedikit lebih tua dari ku sedang berdiri di ruangan itu. Dia memberikan ku selembar surat dan aku pun mempersilahkannya duduk.
Adityawarman menuliskan, "Pangeran, hari ini Majapahit telah mengalahkan Dharmasraya dan menghancurkan Sriwijaya untuk selama-lamanya. Kemenangan ini adalah kemenangan telak, kemenangan untuk seluruh Majapahit. Korban yang diderita oleh kerajaan kita hanya sedikit pangeran, bahkan dengan jumlah pasukan yang tersisa kami dapat mengguncangkan seluruh daratan Sumatera."
Membaca beberapa kalimat yang dituliskan oleh Adityawarman membuat seakan-akan hatiku akan meledak oleh kegembiraan. Aku seorang pangeran yang berusia 14 tahun mampu mengalahkan para pendahuluku.
Adityawarman melanjutkan, "Dengan kemenangan ini kita telah menguasai setengah wilayah Sumatera, dari Tulang Bawang, Palembang, hingga Dharmasraya. Oleh karena itu, hamba meminta restu pangeran agar hamba dapat melanjutkan ekspedisi hingga Kerajaan Samudera Pasai. Sehingga seluruh Sumatera dalam genggaman Majapahit."
Dengan permohonan restu itu, surat yang membawa kabar gembira tersebut berakhir. Kabar ini harus ku sebarkan ke seluruh negeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta Raja Jawa (END)(SELESAI)
Ficção HistóricaKetika cinta antara dua jiwa dapat menyebabkan perang dua negara. Permusuhan yang mendalam antara anak cucu, diawali oleh sebuah cinta yang tak pernah bertemu. Ketika emosi dari hati menjadi urusan seluruh negri, biarlah cinta ini ku bawa sampai mat...
