Janji

395 41 0
                                    

Setelah pertemuan di aula itu selesai, aku buru-buru berjalan ke ruang kerja ku. Aku tak ingin ada seorangpun yang melihat kekhawatiranku. Setelah aku duduk di kursi, aku tersadar bahwa ada seseorang yang mengikutiku. Dia adalah Patih Madhu. Orang yang telah berhasil menegosiasikan pernikahanku dengan Putri Pitaloka.

"Yang Mulia," sapanya.

Aku mengangguk menjawab sapaannya.

"Maafkan kelancangan hamba. Tapi bukan kah kita sudah berjanji tidak akan menyerang Sunda?" tanya Madhu.

"Aku tahu, tapi tidak kah kau melihat reaksi para bangsawan itu tadi. Menurutmu apa yang akan mereka lakukan jika mereka tahu tentang janjiku kepada Kerajaan Sunda?" tanyaku putus asa.

Patih Madhu hanya tertunduk diam, dia tak bisa menjawab pertanyaanku. Keheningan tercipta di ruangan ini. Kita berdua berpikir, langkah apa yang akan kita lakukan selanjutnya.

"Lalu apa langkah kita selanjutnya Yang Mulia? Rombongan dari Sunda akan datang dalam dua minggu lagi?" tanya Madhu kebingungan.

"Biarkan aku yang mengruusnya. Aku tetap akan menikahi Putri Pitaloka dalam dua minggu ini. Setelah itu aku akan berbicara padanya, memintanya untuk membujuk ayahnya agar tunduk pada Majapahit. Jadi kita bisa menaklukan Sunda tanpa harus menyerangnya," ucapku.

"Tapi apakah mereka akan menerimanya?" tanya Madhu.

"Kita tidak punya jalan lain. Hanya itu satu-satunya jalan. Agar kita bisa memenuhi takdir Majapahit sebagai penakluk Nusantara tanpa harus mengingkari janji kita pada Sunda," jawabku.

Patih Madhu mengangguk tanda setuju dengan rencanaku.

"Baik Yang Mulia biar aku yang akan mempersiapkan kedatangan rombongan dari Sunda," usul Madhu.

"Baiklah aku serahkan ini padamu. Lakukan dengan sembunyi-sembunyi. Jangan biarkan siapapun tahu. Aku akan mengurus Gajah Mada terlebih dahulu," ucapku.

Patih Madhu mengangguk dan meminta izin untuk meninggalkan ruangan. Aku pun berharap agar rencana ini berjalan dengan mulus. 

Kisah Cinta Raja Jawa (END)(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang