Aku, Nala, Gajah Mada, dan rombongan pasukan bergerak menuju istana. Jumlah pasukan yang mencapai 40.000 orang, menyebabkan suara gemuruh ketika berjalan.
Drak. Drak. Drak. Hentakan kaki berirama seperti sebuah genderang.
Warga yang berkumpul di sisi kanan dan kiri semakin ramai. Mereka yang awalnya tidak tertarik dan hanya berdiam diri di rumah, akhirnya keluar juga, setelah mendengar langkah kaki kami yang mengguncangkan rumah-rumah mereka.
Sorak-sorak terus bergema di sepanjang jalan.
"Hidup Majapahit! Hidup Raja Hayam Wuruk! Hidup Lakasmana Nala! Hidup Majapahit! Hidup Raja Hayam Wuruk! Hidup Lakasmana Nala!" teriak orang-orang.
Hari memang telah malam, tetapi tidak untuk Majapahit. Bagi Majapahit hari baru telah dimulai, sebagai penguasa dan pusat Nusantara.
Berjalan dengan iring-iringan rombongan 40.000 pasukan membuat perjalanan kami menjadi lebih lambat. Akhirnya kami tiba di istana ketika sudah benar-benar gelap. Disana sudah berkumpul bangsawan yang menunggu dengan wajah cemas di pintu istana. Mereka yang sudah terlelap dalam tidurnya terpaksa bangun karena mendengar suara berisik.
Aku menyapa mereka dan menjelaskan apa yang sedang terjadi. Wajah khawatir dan cemas berubah seketika menjadi wajah-wajah bahagia. Mereka tertawa dan berpelukan, seolah tak percaya apa yang mereka dengar.
"Para bangsawan yang terhormat, sekarang sudah tengah malam. Kalian sebaiknya kembali ke tempat masing-masing, kita akan sangat sibuk besok," perintahku sembari tersenyum.
Setelah mendengar perintahku mereka pun kembali, menyisakan aku, Gajah Mada, dan Nala. Setalah sedikit berbincang, kami akhirnya memutuskan untuk melanjutkannya esok.
Aku memang memerintahkan mereka untuk beristirahat, tetapi aku sendiri tidak bisa tidur. Mataku tidak bisa terpejam. Muncul satu pertanyaan dibenakku yang aku takutkan akan datang menghampiriku. Bagaimana kita dapat menaklukan Nusantara tanpa menalkukan Sunda?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta Raja Jawa (END)(SELESAI)
Historical FictionKetika cinta antara dua jiwa dapat menyebabkan perang dua negara. Permusuhan yang mendalam antara anak cucu, diawali oleh sebuah cinta yang tak pernah bertemu. Ketika emosi dari hati menjadi urusan seluruh negri, biarlah cinta ini ku bawa sampai mat...
