Sesuatu yang sudah melekat sejak dulu, sulit untuk dirubah apalagi dilupakan.
***
🥀-Happy Reading-🥀Langit biru terlihat terang oleh pancaran sinar cahaya matahari. Jam menunjukkan pukul 06.10 WIB, kendaraan berlalu-lalang memenuhi jalan raya ibu kota untuk melakukan aktivitas mereka pada hari Senin. Pintu mobil bagian belakang terbuka, cewek cantik bersurai hitam kecokelatan sepunggung yang tergerai bebas keluar dari dalam mobil. Menyunggingkan seringaian tipis sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling sekolah barunya.
SMA PELITA NUSANTARA.
Hari pertama menjadi siswi baru di sekolah yang terbilang luas, dan tentunya berprestasi. Gadis itu menutup kembali pintu mobil dengan membantingnya. Menggendong tasnya dibahu kanan, ia bersidekap sambil mengunyah permen karet.
"Non, Pak Iman pulang dulu ya Non. Tuan minta diantar ke bandara," ucap pria paruhbaya yang mengenakan seragam supir berwarna coklat susu.
Gadis itu berdeham singkat, ia mulai melangkahkan kakinya dengan angkuh dikolidor lantai satu yang ramai dilalui siswa-siswi untuk menuju kelasnya masing-masing.
Maudy Legista, yang kerapkali dipanggil Ody. Gadis berparas cantik yang selalu menjadi sorotan, gadis yang arrogan, dan terkenal pembully. Perpindahannya ke sekolah ini bukan tanpa sebab, di sekolah lamanya Maudy terkena kasus pembullyan yang membuatnya terpaksa terkena drop out.
Selama perjalanan menuju ruang Kepala Sekolah, semua pasang mata menatapnya kagum. Maudy menyunggingkan senyum tipisnya, dimanapun dan kapanpun pamornya tidak akan surut. Maudy menghentikan langkahnya saat membaca tulisan tertera di depan pintu kaca, ruang kepala sekolah. Mengetuknya dengan gerakan malas, hingga tidak lama pintu terbuka.
Seorang guru wanita yang masih terlihat muda keluar dari dalam ruangan, guru wanita itu sempat terdiam memperhatikan Maudy. Tidak lama senyumnya mengembang.
"Kamu siswa baru pindahan dari SMA Garleta ya?"
"Iya, saya Maudy."
Guru wanita itu menganggukkan kepalanya itu membalas. "Ibu antar kamu ke kelas ya. Ayo!" ajaknya. Guru wanita itu berjalan lebih dulu, di ikuti oleh Maudy di belakangnya.
Sekolah ini tidak buruk, bahkan termasuk ke dalam jajaran sekolah terbaik di Jakarta. Maudy tersenyum simpul, sekolah baru dan lembaran baru.
Suasana riuh mendominasi ruangan kelas 11 MIPA.2 yang berada di lantai teratas, yaitu lantai 4. Guru yang seharusnya mengajar berhalangan untuk hadir, sampai saat ini mereka juga belum mendapatkan tugas apapun dari guru yang berjaga di meja piket. Tentunya kesempatan ini tidak disia-siakan mereka.
Seorang laki-laki berparas tampan dengan dasi yang terikat di lengan sebelah kanannya membuka pintu dengan tergesa-gesa, lalu menutupnya dengan membantingnya. Laki-laki itu berlari menuju meja baris paling belakang bagian pojok, dimana teman-temannya berkumpul.
Bukan sembarang orang bisa bergabung dengan mereka. Perkumpulan rahasia yang dibuat sekitar 1 tahun yang lalu, saat dimana mereka masih menduduki bangku kelas 10. Pertemuan mereka yang singkat, membuat mereka memutuskan untuk berteman lebih dekat hingga akhirnya memutuskan memberikan nama grup mereka Alaster, yang memiliki slogan 'Berat saling pukul, ringan saling rangkul'. Anggota Alaster bukan hanya dari sekolah ini, ada beberapa orang yang berasal dari sekolah lain, dan sering berkumpul di markas favorit mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS2] OTHER SIDE (Completed)
Ficção Adolescente"Rasta!" "Ya?" "Kenapa, Sta?" "___" "Kenapa lo harus peduli sama gue?" "Bukan peduli, tapi kasihan." Rasta Dhefino Greynata, cowok cuek berbandana hitam yang tidak pernah mempedulikan sekitarnya. Perlahan pandangan berubah saat melihat kehidupan cew...