Buat kalian yang udah setia sama cerita ini,
🥀-Happy Reading-🥀
"KELUAR LO, ANJING!"
"Sabar dulu, Gan."
Ganda menghiraukan perkataan Arka, cowok bermata sipit itu menendang pintu coklat tua berkali-kali. Kilatan amarah terlihat jelas di matanya. Tidak ada yang bisa mencegah Ganda saat sedang marah dan emosi.
"Kayaknya nggak ada orang, udah kita balik aja." ajak Dito yang mendapatkan respon gelengan oleh Ganda.
"Gue bakal tetap di sini sampai mereka mau nemuin kita!" Ganda berkacak pinggang, deru nafasnya tidak teratur. "Dia yang udah cari gara-gara sama kita!" ujarnya kesal.
Tempat berkumpul-markas Varelic terletak di jalan yang sepi. Jarang kendaraan berlalu-lalang di daerah ini, karena tidak jauh dari sana hutan rimbun terbentang luas. Suara geberan motor yang bersahut-sahutan terdengar, sontak seluruh anggota Alaster berbalik badan.
Raka—ketua dari Varelic melepaskan helm full face, sudut bibirnya tertarik menciptakan seringain. Raka turun dari motornya, diikuti oleh seluruh anggotanya. Cowok bertubuh jangkung itu bertepuk tangan, melangkah mendekati Ganda yang berdiri di paling depan.
"Cupu!" ejek Raka. "Jelas-jelas gue minta lo datang sendirian,"
"Kalau Ganda sendirian, terus kalian rame-rame gitu? Yang cupu siapa dulu nih, bro?" sindir Ezra tidak mau kalah. Jelas dirinya tidak terima jika Ganda mendapat sebutan yang tidak sepantasnya.
Tidak ada balasan dari Raka, cowok itu hanya berdecih. Mata tajamnya bertemu dengan mata Ganda, satu sama lain terlihat menyimpan dendam tersendiri.
"Maksud lo apa acak-acak markas kita?" tanya Ganda seraya berkacak pinggang, dagunya terangkat memberikan kesan arrogant.
Raka mengetuk-ngetukan jarinya di dagu. "Main-main, mungkin." ucapnya.
"Lo emang nggak pernah mau kalah ya? Ini lo lagi caper, atau gimana?" Rasta bertanya dengan nada sarkas.
"Just like before, serahin Sandi ke gue."
Bukan untuk yang pertama. Raka tidak pernah menyerah, dia selalu meminta Alaster untuk menyerahkan Sandi, alasannya Sandi dulu pernah bergabung dengan Varelic. Namun, hanya beberapa bulan, karena setelah itu Sandi memilih untuk keluar sehingga bertemu dengan Alaster.
Sampai sekarang Raka tidak pernah terima.
Sandi mendelik, mengerucutkan bibirnya. "Ogah banget! Lo pikir gue bola? Oper sana-sini!" sinisnya.
Raka tertawa hambar, tatapannya menajam. "Nggak usah munafik San, lo nggak ingat dulu sama siapa?"
"Itu dulu, bro. Sekarang beda lagi. Anggap aja yang dulu gue khilaf, masih mencari jati diri!" Sandi tertawa terbahak-bahak saat mendapatkan acungan jempol dari Arka dan Dito yang berada di sampingnya.
"Sekarang nggak perlu basa-basi, lo mau ribut? Langsung aja!" tantang Ganda sembari melepaskan jaket bomber yang melekat di badannya.
"Wow! Padahal gue mau berdamai. Kebetulan lo yang nantangin duluan," Raka melirik seluruh anggotanya, satu alisnya terangkat seakan memberi kode.
Ganda mengepalkan tangannya, lalu mendarat bebas tepat mengenai rahang atas Raka. Tidak sampai di situ, Raka tentu tidak terima wajahnya lebam, ia membalas memukul telak wajah Ganda. Dalam hitungan detik, seluruh anggota Varelic menyerang Alaster.
Pertarungan sengit terjadi. Pukulan-pukulan keras mengenai beberapa bagian tubuh mereka. Darah segar menghiasi wajah, tidak peduli rasa sakit yang menyerang, yang terpenting saat ini adalah mempertahankan Sandi agar tetap bersama mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/233067867-288-k820761.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS2] OTHER SIDE (Completed)
Novela Juvenil"Rasta!" "Ya?" "Kenapa, Sta?" "___" "Kenapa lo harus peduli sama gue?" "Bukan peduli, tapi kasihan." Rasta Dhefino Greynata, cowok cuek berbandana hitam yang tidak pernah mempedulikan sekitarnya. Perlahan pandangan berubah saat melihat kehidupan cew...