"Sesakit apapun itu, sakit hati gak ada obatnya."
Happy Reading❤❤
"Vi!" ucap Aqeel lalu masuk kedalam demi apapun ruangan itu tampak sepi sekali.
"Vi!"
"Ada apa Qeel!" celetuk Diviana dari balkon ruangan rumah sakit.
"Oh ternyata lo ada disini toh, ikut gua yuk Vi keruangannya sih Gibran."
"Tenang aja gak ada om Dino kok Vi!" ucap Dimas yang berada dibelakang Aqeel.
"Deo udah sadar?" tanya Diviana membuat kedua cowok itu mengangguk kecil.
"Udah kok Vi, dia baru aja sadar dari koma pas selesai shalat subuh tadi."
"Kok lo bisa tau Qeel, kalo Gibran sadarnya pas selesai shalat subuh."
"Waktu gua habis shalat subuh dimusholla rumah sakit pulangnya gua mampir dulu ke ruangan rawatnya Gibran, eh pas gua baru buka pintu ternyata Gibran udah bangun dari komanya."
"Owalah jadi begitu yaudah yuk kesana gua yakin pasti sih Gibran lagi sumpah sarapah gegara kita tinggalin terus."
"Vi lo kuat gak kalo jalan?" tanya Aqeel lalu menatap adiknya itu.
"Kuat kok."
"Hmm tapi pake kursi roda ajalah, gua takut banget kalo nanti lo kenapa-napa."
"Dih goblok banget sih anjir kali tadi lo yang nawarin Vivi biar jalan, lo juga yang nyuruh dia untuk naik kursi roda!"
"Ya kan gua mah mau nyari yang terbaik aja untuk adik gua Dim."
"Iya kakak Aqeel Febrian yang terhomat."
Daripada mengundur waktu akhirnya Aqeel langsung membantu Diviana untuk duduk dikursi roda. Diviana memilih untuk diam karena disepanjang jalan Dimas dan Aqeel terus saja mengoceh tak jelas, obrolan yang benar-benar membingunkan dari ngobrolin tentang game sampai kepertandangin bola dunia, rasanya ingin sekali Diviana bangkit berdiri dari kursi rodanya namun ia tak mau membuat Aqeel mengoceh panjang lebar.
"Demi apapun bisa diam gak sih gua capek nih jadi pendengar yang baik terus!" sahut Diviana membuat kedua cowok itu segera terdiam seribu bahasa.
"Yamaaf atuh soalnya gak ngeliat kalo ada cewek cantik disini."
"Bodo amat."
"Lah dia marah Dim hahaha."
"Vivi jangan marah dong udah jelek tambah jelek nanti dih."
"Kan ini semua karena gua belum mandi makanya bisa sekumel ini."
"Kenapa tadi gak mandi aja."
"Gimana mau mandi kalo gua aja masih di infus, hmm oh ya Qeel jangan bilang-bilang sama mama ya kalo gua masuk rs."
"Iya gak akan gua bilangin kok tapi lo harus sembuh ya."
"Iya dong harus pasti rumah gua sepi nih kan bi Inah dan babeh Didin gak ada."
"Yaudah tinggal sama mama aja dirumah papa biar gua juga enak ngejagain lo nya."
"Dih males banget, gak mau gua tinggal di rumah lo udah kayak gak punya rumah aja anjir."
"Yaelah rumah gua juga rumah lo Vi."
"Gak beda lagi, yaudah buruan atuh gua udah enggak sabar nih mau ketemu sama ayang beb."
"Najis mah ayang beb otak dipake mbanya, gak lo gak Gibran sama aja saraf."
"Anak setan."
Tak lama kemudian mereka bertiga sudah sampai didepan ruangan rawatnya Gibran hal itu pun membuat mereka lalu masuk kedalam betapa bahagianya Gibran ketika melihat kedatangan Diviana bahkan Aqeel dan Dimas hanya bisa tersenyum haru saja saat melihat pasangan sejoli yang sedang tersenyum satu sama lain dan Aqeel cowok itu mengerti jika kebahagiaannya Diviana ada pada Gibran. Namun pada akhrinya ia tau suatu kebenaran akan terkuak, karena sejatinya manusia berbohong pasti akan ketahuan alias kalah sama kejujuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Couple✔
Teen Fiction"Gue suka gila-gilaan tapi gak pernah gila benaran!" Gibran Deonovean. "Bagi lo tapi beda bagi gue, kehidupan kita gak sama!" Diviana Frazetta. Keduanya, selalu membuat kehebohan karena aksi gila mereka. Bahkan, kini keduanya sudah resmi berpacaran...