Chapter 17

648 36 0
                                    

"Berada di ruang kehampaan."

Happy Reading❤❤

Berbeda dengan Gibran, cowok itu sedang asik memainkan game Mobile Legend—nya sambil rebahan di sofa ruang tamu. Gibran tak sengaja melihat ke arah jam dinding yang menggantung di dekat bingkai foto. Ia segera menaruh ponselnya dan bergegas masuk ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya, ia yakin pasti adiknya jam segini sudah pulang sekolah. Benar-benar cowok itu tidak ada niatin untuk memberi kabar ke Diviana sama sekali, karena ia memilih untuk menghilang sehari saja gapapa kan. Ia juga butuh waktu untuk menyendiri dan memikirkan urusan masalah keluarganya, tak lama kemudian Gibran sudah keluar dari dalam kamar mandi dengan memakai pakaian favorite dirinya lalu ia mengambil sling bag miliknya yang berada di lemari dan bergegas pergi keluar dari kamarnya lalu meninggalkan apartemennya menaiki lift menuju lantai utama, Gibran bergegas pergi ke parkiran apartemen.

"Gibran pulang ma tunggu Gibran di rumah ya Gibran sayang mama selamanya!" ucap Gibran tersenyum manis.

Ia segera menjalankan mobilnya melintas membelah jalanan Ibu Kota di siang hari, walaupun cuaca siang ini sangat panas dan di tambah lagi jalanan macet cocok banget ingin rasanya Gibran mengamuk tapi takut di sangka orang gila lagi duh Gibran sih gak mau banget malu-maluin harga dirinya saja ia memilih untuk memakan permen karet lalu mengunyah dan meniup seperti balon, beberapa saat kemudian mobilnya sudah bebas dari kemacetan Gibran segera pergi menjalankan mobilnya kembali dengan kecepatan rata-rata sambil bernyanyi kecil di dalam mobilnya sungguh gabut sekali dirinya ah kalo ada Diviana di sampingnya pasti cewek itu akan ikut bernyanyi juga kan mereka berdua sama-sama gila, Gibran jadi rindu sama Diviana ih.

Tak lama kemudian Gibran sudah sampai di halaman depan rumahnya, pintu gerbang segera di bukakan oleh pak Dani satpam di rumah keluarga besar Deonovean dan juga tentunya Geraldo sang pemilik istana kecil penuh kenangan ini. Gibran masih berada di dalam mobil ia masih ragu untuk keluar dari dalam mobil dan kembali lagi kerumah yang sekarang sudah ada di hadapannya itu karena ia takut sekali membuat mama dan adiknya sedih lagi jika ia tinggalkan seperti dulu lagi. Gibran cowok itu sedang sibuk menenangkan semua rasa ketakutan yang ada di dalam dirinya untuk tidak ragu lagi dan mantap memilih keluar dari dalam mobilnya.

Dan pada akhirnya Gibran berhasil juga menginjakkan kakinya lagi di lantai rumah itu kembali. Gibran tertawa kecil, sungguh miris sekali ketika ia melihat ke arah taman di halaman depan rumahnya yang selalu ia pakai untuk bermain setiap sore bersama papanya dulu. Gibran menghela nafas dan mengetuk pintu rumah dengan pelan sekali membuat seorang anak kecil yang sedang mengobrol di ruang tamu segera beranjak dari duduknya lalu membukakan pintu rumahnya, mereka berdua sangat terkejut sekali saat melihat kedatangan dirinya dan hal itu hanya bisa membuat Gibran melihat ke arahnya sambil tersenyum kecil.

"Ha— hai apa kabar!" ucap Gibran menyapa mereka yang masih saja melongo.

"Abang!" pekik Alena lalu memeluk Gibran membuat Gibran tersenyum kecil.

"Maaf."

"Abang kemana aja hiksss Alena rindu sama bang Gibran hiksss."

"Abang enggak kemana-mana kok dek."

"Alena benar-benar rindu banget sama bang Gibran hiksss hiksss."

"Hei dengarin abang Lena, abang juga rindu banget sama kamu sayang!" ucap Gibran tersenyum kecil mengelus rambut adiknya itu.

Crazy Couple✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang