Chapter 10

1.1K 36 0
                                    

"Melepas rindu dengan manis."

TIGA HARI BERLALU...

Diviana mengerjapkan matanya, ia meregangkan otot-otot tubuhnya. Cewek itu lalu duduk di tepi kasur sedang mengumpulkan nyawanya. Diviana tersenyum kecil, hari ini ia harus semangat.

"Oke hari ini gua harus kelihatan baik-baik aja, biar mereka semua percaya kalo gua habis pulang dari holiday bukan dari rumah sakit!" ujar Diviana lalu pergi menuju kamar mandi.

Setelah 15 menit kemudian Diviana sudah keluar dari dalam kamar mandi sudah siap dengan seragam sekolahnya, ia mengambil tasnya di dekat meja belajar. Diviana segera keluar dari dalam kamarnya menuruni anak tangga dengan santai.

"Neng Vivi ini bekalnya udah bibi siapin spesial banget buat neng Vivi, oh iya ayo neng kita sarapan pagi dulu," ucap bi Inah lalu menyuruh Diviana untuk duduk di kursi meja makan.

"Oke siap bi, bibi dan babeh juga ikut makan ya disini temanin aku."

Mereka bertiga langsung saja melahap sarapan pagi buatan bi Inah. Setelah selesai sarapan Diviana segera bergegas pergi keluar dari dalam rumah lalu menghampiri mobilnya di garasi.

"Bibi, babeh aku pergi ke sekolah dulu ya oke!" ucap Diviana bersalaman kepada mereka.

Diviana segera meninggalkan halaman rumah menuju sekolah sambil mengendarai mobilnya yang melintas di jalanan Ibu Kota pagi-pagi yang sudah mulai padat ini. Diviana memilih untuk mendengarkan radio mobil, lagu berjudul Luka yang di nyanyikan oleh Kartini Band itu mengalun dengan merdua.

"Kau putuskan untuk pergi membiarkan hidupku tetap bayangan dirimu!" ucap Diviana ikut menyanyikan lirik lagunya.

Setelah 15 menit berada di perjalanan akhirnya mobil berwarna putih milik Diviana sudah memasuki halaman sekolah, ia meletakan segera memarkirkan mobilnya. Diviana perlahan keluar dari dalam mobil setelah mengikat rambutnya. Ia berjalan sendirian melewati koridor utama sekolah dengan memakai hoodie berwarna hitam miliknya yang menutupi kepalanya membuat seluruh siswa-siswi tidak mengenali bahwa itu dirinya.

Diviana berjalan terburu-buru melewati setiap koridor kelas ia ingin cepat-cepat masuk kedalam kelasnya, namun seketika pergelangan tangannya di cekal kuat oleh seseorang yang tidak tau kapan muncul dan datangnya darimana membuat langkah Diviana berhenti. Diviana enggan untuk menoleh ke arah seseorang itu, karena Diviana yakin pasti cowok yang memegangi tangannya.

"Vivi ya ampun gua rindu banget sama lo uwuu!" ucap seseorang itu membuat Diviana merasa bahwa suara itu milik Gibran.

"Gua juga rindu banget sama lo Deo!" batin Diviana.

"Kok lo malah diam aja sih setan, ini gua Ragil!" ucap Ragil lalu berhadapan langsung dengan Diviana yang tersentak kaget.

"Eh— Ragil gua gapapa kok."

"Lo kemana aja selama tiga harian ini kagak masuk-masuk ke sekolah Vi?" tanya Ragil membuat Diviana gugup ingin menjawab dengan alasan apa.

"Hmm itu gua habis pergi holiday tempat tante dan om gua!"

"Owalah yaudah yuk masuk kedalam kelas!"

"VIVI!" pekik Aurel dan Amira bersamaan lalu memeluk tubuh Diviana dengan erat.

"Apaan sih sayang-sayangku."

"Aaaaa rindu banget, kemana aja sih lo Vi katanya udah izin tapi kok malah alfa di keterangannya!"

Crazy Couple✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang