Ending

2.1K 62 29
                                    

"Ketika hidup bergantung pada Takdir Tuhan."

***

"Pa!" ucap Diviana tersenyum kecil.

"Iya sayang."

"Zetta sayang papa," lirih Diviana.

"Papa juga sayang Zetta."

"Makasih ya, udah mau nerima Zetta lagi."

"Papa minta maaf, kalo selama ini papa udah benci Zetta."

"Zetta udah maafin papa, Zetta harap papa bisa berubah ya."

"Papa mohon berjuang sekali lagi ya, papa mau jadi papa yang baik untuk Zetta!" Seketika kekuatan Aldino runtuh.

"Bukan untuk Zetta, tapi untuk Alena karena Alena butuh papa yang baik."

"Papa nyesal tinggalin kamu, hukum papa Zetta, hukum papa! Asalkan kamu gak pergi."

"Zetta sayang papa, Zetta mau papa bahagia."

"Sakit Zetta! Hati papa sakit lihat kondisi kamu, andai dulu papa gak egois mungkin penyakit kamu sudah sembuh, sayang!" ujar Aldino menatap sendu anaknya.

"Pa! Zetta bahagia banget, akhirnya papa nerima Zetta lagi, Zetta boleh gak peluk papa."

Aldino mengangguk kecil, "Boleh sayang, boleh banget," ujarnya segera memeluk tubuh Diviana.

"Pa, nanti bantu Zetta ya pulang kerumah Tuhan," lirih Diviana dalam dekapannya.

Airmata Aldino terus mengalir, "Iya sayang, papa pasti bantu."

"Mama Hanna, tolong jaga papa Zetta ya!" lirihnya membuat Hanna menghampiri brankar Diviana.

"Iya sayang, mama bakal jaga papa kamu."

"Ma, Zetta sayang Deo."

"Kalo sayang sama anak mama! Ayo bangkit, jangan lemah," ujar Hanna.

"Zetta mau Deo bahagia sama seseorang yang bisa nerima Deo apa adanya."

Diviana meraih tangan Gibran dan Hanna, "Aku sayang kalian, aku yakin papa pasti beruntung punya kalian!" ujarnya tersenyum kecil.

Gibran lalu menggenggam jemari Diviana, "Sakit ya? Sama gue juga kok!" lirihnya terkekeh kecil sambil melepaskan genggaman mereka.

"Abang Deo gak boleh sedih, nanti gantengnya hilang!" ledek Diviana menatap Gibran.

"Jujur, gue masih cinta sama lo," lirih Gibran menundukan kepalanya.

"Deo tolong ikhlasin semuanya ya."

"Gue gak sanggup kehilangan lo."

"Lo harus bahagia sekalipun tanpa gue."

"Gue gak mampu ikhlasin lo."

"Gue yakin lo pasti, mampu."

"Gue gak mampu."

"Gue mau lo bahagia."

"Faktanya gue gak bahagia."

"Kita gak bisa bersama."

"Gue tau, tapi gue cinta sama lo!" ujar Gibran menggebu.

"Deo," lirih Diviana tak kuasa menahan rasa sedihnya.

"Kalo gue punya salah, hukum gue Zet jangan hukum hati gue!" lirih Gibran dengan mata berkaca-kaca.

"Deo semua yang terjadi dikehidupan kita, udah digaris bawahi oleh takdir Tuhan."

Crazy Couple✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang