Chapter 66

785 44 8
                                    

"Segera berakhir pada waktunya."

Happy Reading❤❤

Gibran langsung menyandarkan kepalanya di tepian kasur cowok itu masih menangisi segalanya yang sedang terjadi Gibran diam seribu bahasa sepintas kejujuran Aqeel tadi membuat dirinya menjadi emosi, cowok itu langsung menghempas semua botol vodka dan benda lain yang berada di sekitarnya.

"Arghh anjing bangsat, kenapa lo bohongin gua Zetta kenapa hiksss, kenapa lo gak mau jujur sama gua tentang penyakit lo apa gua gak seberarti itu buat hidup lo hah!" pekik Gibran lansung melemparkan botol vodka yang berada di genggamannya ke tembok.

PRANG

"Gua benci sama lo Zetta gua benci banget sama lo tapi kenyataannya apa, gua malah semakin jatuh cinta sama lo."

PRANG

"Kenapa sayang, kenapa lo bohongin gua salah gua apa sih sama lo, sampai-sampai lo gak mau jujur sama gua Zet!" lirih Gibran lalu menatap foto dirinya bersama Diviana.

Cowok itu lalu mengambil korek api dilaci sebelah tempat tidurnya. Gibran langsung membuka isi kotak kenangannya bersama Diviana yang sengaja ia simpan beberapa hari lalu Gibran segera menaruh selembar foto itu kedalam kardus berisikan foto-foto dirinya bersama Diviana dulu.

Gibran lalu tersenyum samar berusaha kuat untuk dirinya sendiri, ia diam seribu bahasa ketika melihat beberapa lembaran foto tadi sudah hangus terbakar menyisahkan bekas abunya saja. Ya Tuhan, mau tak mau dirinya harus bisa menerima semua ini walaupun sejujurnya, sulit sekali.

"Gua yakin, setelah ini gua pasti bisa lupain lo didalam kehidupan gua!" gumam Gibran perlahan memejamkan kedua matanya.

"Karena perempuan yang gua cintai selama ini ternyata dia adik tiri gua sendiri, sumpah demi apapun gua enggak habis pikir banget sama permainan takdir, Tuhan!" lirih Gibran lalu mengusap rambutnya.

"Sakit Zetta sakit banget, mungkin memang benar kita berdua enggak di ciptakan untuk bersama dan saling memiliki satu sama lain dan mungkin, memang benar Tuhan punya seribu satu cara terbaik untuk buat gua dan lo hidup bahagia."

"Kenapa harus lo kenapa, kenapa bukan orang lain aja hiksss kenapa!" ujar Gibran lalu melemparkan asbak rokok ke lemari kaca kamarnya.

"Sukses lo bikin gua segila ini!" ucap Gibran lalu menumpahkan air kedalam kardus tadi ketika foto dirinya bersama Diviana, sudah hangus menjadi debu.

Sekarang keadaan kamar cowok itu sudah tak terbayangkan lagi, kamar yang semula rapih dan bersih, kini sudah dipenuhi oleh banyaknya serpihan kaca pecah cowok itu langsung menaiki kasur king size miliknya perlahan ia mulai merebahkan tubuhnya.

"Besok kita ketemu sayang!" lirih Gibran lalu memejamkan kedua matanya.

***

Hari sudah berganti menjadi pagi, matahari sudah bersinar menerangi bumi. Cowok itu lalu terbangun dari tidur pulasnya perlahan ia mulai menggeliatkan tubuhnya, pertama kali yang Gibran rasakan kepalanya pusing sekali. Cowok itu segera bangun dan duduk ditepi kasur, astaga demi apapun kamarnya seperti kapal pecah.

Gibran memutuskan untuk membersihkan tubuhnya tak lama kemudian ia keluar dari dalam kamar mandi menggunakan pakaian serba hitam, namun tidak untuk sepatunya yang berwarna putih, cowok itu lalu berdiri di balkon kamarnya. Gibran langsung pergi meninggalkan kamarnya lalu menghampiri mobilnya di parkiran apartemen.

Crazy Couple✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang