Chapter 53

354 22 3
                                    

"Ada yang perlu digaris bawahi, yaitu takdir dari Tuhan."

Happy Reading❤❤

Diviana dan Gibran sedang duduk dibangku panjang depan kelas The Magnetic mereka berdua sedang bercanda ria, serasa dunia milik berdua karena dikelas Gibran ataupun Diviana sedang ada jamkos. Cowok itu lalu menatap wajah Diviana lekat sekali sambil tersenyum manis, astaga demi apapun hal itu membuat Diviana ikut tersenyum juga, Astagfirullah malu banget diriku ditatap seperti oleh Gibran.

"Zetta!" ucap Gibran lalu menyandarkan kepalanya dibahu Diviana.

"Iya Deo."

"Kita berdua seharusnya belajar dari kisah cinta Aurel dan Dimas."

"Belajar dibagian mananya?" tanya Diviana sambil membuka bungkus superstarnya.

"Dimas dan Aurel kan pernah ngerasain apa yang lagi kita rasain sekarang."

"Sebentar Deo, gua mau minjem gitar dulu ke adik kelas itu!"

"Kebiasaan lo mah kalo diajakin ngobrol penting pasti gak mau ngedengarin!"

"Woi cowok boleh minjem gitarnya gak!" ujar Diviana membuat anak cowok yang merasa terpanggil langsung memberikan gitarnya kepada Diviana.

"Ini kak gitarnya pake aja."

"Kelas berapa lo, gua minjem sebentar ya gitarnya?" tanya Diviana lalu menatap ke arah anak cowok itu.

"Kelas 11 IPS 2 kak, iya kak pake aja kalo dah bosen nanti balikin aja."

"Oh yaudah dek, nanti kalo udah selesai gitarannya gua anterin kesana!"

"Oke kak Vivi, yaudah kalo gitu gua permisi dulu ya."

"Genit banget sih jadi cowok!" ucap Gibran sangat kecil sekali namun kedengaran oleh telinga Diviana.

"Deo."

"Iya ada apa Zettaku sayang."

"Gua mau nyanyi nih dengarin ya siapa tau aja bikin lo mewek hahaha."

"Iya gua dengarin kok, memangnya lo mau nyanyi lagu apaan geh."

"Dengarin aja bosku, nanti juga lo bakalan tau lagu apa yang mau gua nyanyiin untuk lo hahaha."

"Anjir penasaran banget nih gua, sok atuh dimulai beb nyanyinya!"

Diviana langsung saja memainkan petikan senar gitarnya dengan lihai membuat sang pacar yang sedang fokus menatap dirinya lalu tersenyum manis, perlahan kunci gitar itu mengarah ke lagu Dialog Senja-Lara hal itu membuat Gibran langsung diam seribu bahasa, karena lagu itu salah satu lagu favoritenya. Ditambah lagi dengan suara Diviana yang menyanyikan lagunya sangat merdu sekali ketika dipertengahan lagu ia lalu mengingat ucapan Aldino, papa tirinya yang akan menjodohkannya dengan anak rekan bisnis papanya itu.

Gibran lalu menatap wajah Diviana lagi dan lagi ia tidak bisa meninggalkan perempuan itu, perempuan yang sudah menetap lama dihatinya dan mau nerima kekurangannya. Perlahan air mata Gibran sudah mengalir membasahi pipinya hal itu lantas membuat Diviana ikut menangis melihatnya, kenapa hubungan mereka jadi serumit ini bahkan masih banyak kenangan yang mau mereka lalui bersama. Gibran lalu menghapus air mata Diviana menggunakan jemarinya, ia tak mau melihat perempuan itu menangis dihadapannya.

"Gak kuat nyanyinya ih!" gumam Diviana disela petikan gitarnya.

"Lo kuat, gua yakin lo pasti kuat."

Crazy Couple✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang