Chapter 62

490 22 5
                                    

"Sedih yang tak berujung."

Happy Reading❤❤

Tanpa Diviana sadari dibelakangnya sudah ada Ragil yang sedang berdiri menatapnya jujur banyak perubahan yang terjadi ketika Diviana berpacaran dengan Gibran, cewek itu lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bersedih. Ragil segera menghampiri Diviana ia memeluk tubuh cewek itu demi apapun ia seperti merasakan rasa sakitnya menjadi Diviana sekarang.

"Tangisin aja Vi jadiin bahu gua tempat lo bersandar ngeluapin keluh kesah lo!" ujar Ragil dibalik pelukan mereka berdua.

"Deo hiksss Deo mau pergi ninggalin gua disini sendirian Gil hiksss."

"Belajar merelakan Gibran ya Vi, kalo lo dan Gibran memang ditakdirkan untuk bersama mau sejauh apapun kalian, mau sama siapa pun kalian sekarang jika kalian di takdirkan untuk berjodoh pasti gak akan kemana."

"Gua gak kuat lagi hiksss."

"Gua yakin lo pasti kuat Vi."

"Sampai saat ini semangat gua untuk hidup itu ada di Deo hiksss tapi sekarang dia udah gak ada dia udah pergi bersama orang lain yang lebih mencintainya hiksss."

"Udah ah enggak boleh ngomong begitu ayo bangkit Vi jangan lemah diluaran sana masih banyak orang yang sayang sama lo jadi gua mohon sama lo jangan menyerah dulu inget hidup lo masih panjang."

"Gua gak kuat lagi hiksss gua kira setelah gua bersama dengan Deo kebahagiaan akan berpihak pada gua taunya enggak sama sekali hiksss hiksss."

"Gua yakin lo pasti kuat Vi ada gua dan kita semua disini untuk lo, jadi jangan pernah ngerasa sendiri."

"Deo hiksss hiksss."

"Lo cinta kan sama Gibran, ingat Vi level tertinggi seseorang dalam mencintai itu ketika kita mengikhlaskan salah satunya pergi untuk hidup bahagia bersama orang lain yang jauh lebih mencintainya daripada kita, inget itu baik-baik di otak lo."

"Tapi gua gak bisa hiksss berkali-kali gua coba untuk ngeikhlasin Deo tapi apa gua selalu gagal Gil hikssss."

"Gua yakin lo pasti bisa ngelupain Gibran kalo gagal ya dicoba lagi sampai lo benar-benar bisa ngelupain Gibran."

"Sulit Gil!" lirih Diviana menangis kembali membuat baju seragam Ragil basah.

"Iya semua itu memang sulit karena lo masih mencintainya."

"Kenapa Deo tega hiksss ninggalin gua disini salah gua apa sama dia hiksss."

"Gua kasih tau ya sama lo, baik lo maupun Gibran disini gak ada yang salah semuanya udah di atur oleh takdir dan Tuhan bahwa kalian ditakdirkan untuk berpisah."

"Sakithh Gil sakit banget andaikan lo yang jadi gua apa yang bakalan lo rasain selain hancur banget hiksss."

"Udah ya jangan nangis terus, semakin lo tangisin semakin berat juga untuk lo lupain Gibrannya makanya sebelum move on niat dulu biarin hati dan otak lo enggak goyah lagi!" ujar Ragil mengelus pelan punggung Diviana.

Tanpa mereka berdua sadari, sedari tadi ada Gibran yang sedang berdiri tak jauh dari tempat mereka berpelukan, namun cowok itu memilih diam dan pergi begitu saja meninggalkan rooftop sekolah karena Gibran berpikir mau gimana pun nantinya hidup mereka berdua pasti akan baik-baik saja jika mau belajar dari kesalahan.

Crazy Couple✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang