Chapter 13

828 39 0
                                    

"Ceritakan semuanya apapun yang kau rasakan jika itu menyakitkan."


Diviana sudah selesai dengan ritual mandinya, ia lalu duduk ditepi kasur. Memakaikan perban pada pergelangan tangannya yang masih terasa sakit akibat luka sayatan.

Setelah selesai memakai perban ia langsung pergi meninggalkan kamar menuju dapur. Ia lalu duduk dikursi meja makan sebelah bi Inah.

"Selamat pagi!" sapa Diviana tersenyum kecil.

"Pagi neng, pergelangan tangan kamu kenapa kok dipakaiin perban?" tanya bi Inah.

"Gapapa bi."

"Ah yang benar neng Vivi, kamu lagi gak bohong kan sama kami."

"Eh enggak kok, aku lagi gak bohong."

"Yaudah hayuk sarapan pagi dulu neng."

"Kalian aja deh yang sarapan pagi, aku mau berangkat langsung."

"Loh kenapa lagian kan ini masih pagi."

"Ya gapapa aku lagi pengen aja berabgkat pagi-pagi udah deh aku pergi dulu ya!" ucap Diviana lalu bersaliman dengan bi Inah dan babeh.

"Yaudah hati-hati ya neng Vivi ngendarain mobilnya jangan kebut-kebut."

"Oke deh bibi!"

Diviana segera meraih kunci mobilnya di dekat gucci lalu ia segera berlari kecil keluar dari dalam rumah menuju mobilnya yang terparkir rapih di garasi. Ia segera masuk ke dalam mobilnya dan segera menjalankan mobilnya keluar dari rumah menuju SMA Tunas Bangsa.

Mobilnya sudah melintas melewati jalanan Ibu Kota yang mulai padat dengan kendaraan yang lainnya. Diviana, gadis itu sedang mendengarkan lagu berjudul April dari Fiersa Besari yang mengalun sangat merdu di radio mobilnya. Beberapa menit kemudian Diviana memarkirkan mobilnya ketika sudah sampai di halaman sekolah. Ia lalu keluar dari dalam mobil dan berjalan terburu-buru melewati setiap koridor kelas. Ketika sudah sampai di kelas ia memilih untuk tidur di bangkunya.

Dilain tempat ada Gibran yang baru saja sampai di halaman rumah Diviana ia segera keluar dari dalam mobilnya lalu mengetuk pintu rumah Diviana. Keluarlah bi Inah dari dalam rumah membuat Gibran tersenyum kecil lalu bersaliman langsung ke bi Inah.

"Pasti nak Gibran mau ngejemput neng Vivi ya kesini?" tanya bi Inah membuat Gibran tersenyum kecil.

"Iya nih bi, oh ya Zetta—nya ada udah siap-siap atau belum."

"Mohon maaf sebelumnya nak tapi neng Vivi udah berangkat ke sekolah dari tadi."

"Hah serius bi, Zetta berangkat ke sekolah sama siapa?"

"Sendiri kok nak, neng Vivi bilang sih dia lagi pengen aja berangkat ke sekolah pagi."

"Yaudah deh bi kalo begitu aku permisi dulu ya!" ujar Gibran bersaliman dan segera pergi masuk ke dalam mobilnya.

Mobil Gibran sudah melintas meninggalkan rumah Diviana menuju SMA Darma Bangsa. Beberapa menit kemudian ia sudah sampai di halaman sekolah lalu memarkirkan mobilnya. Gibran segera keluar dari dalam mobil sambil memakai tasnya lalu berjalan terburu-buru menuju kelas Diviana. Ia masa bodoh sama ucapan para netizen SMA DB pagi-pagi udah silahturahmi habab mulut aja najis.

Crazy Couple✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang