"Dan pada akhirnya kita kalah melawan takdir Tuhan."
Malam hari sudah tiba, Diviana masih diam di brankar miliknya hal itu membuat Aqeel, Amira dan Aurel yang baru saja datang lalu pergi menghampiri brankar Diviana tetapi cewek itu masih diam, seolah-olah tak menyadari kedatangan mereka bertiga.
"Vi!" ucap Amira menggenggam jemari tangan Diviana.
"Eh ada kalian bertiga, sejak kapan kalian datang kesini?" tanya Diviana lalu menatap ke arah mereka bertiga.
"Sejak lo diam aja!" ujar Aurel membuat Diviana menghela nafas.
"Duh ketauan."
"Hmm memangnya lo lagi mikirin apaan sih sampai-sampai lo gak fokus begini."
"Gua lagi gak mikirin apa-apa kok, oh ya kalian rapih banget mau pergi kemana?" tanya Diviana membuat mereka semua diam saling menatap satu sama lain.
"Mau ke acara pertunangannya Gibran dan Davina kan tadi sore lo sendiri yang nyuruh gua buat ngajakin Amira dan Aurel kesini!" sahut Aqeel menatap Diviana.
"Oh iya ya lupa gua, yaudah yuk Ra Rel kita mulai sekarang aja make up—annya."
"Vi, lo yakin mau pergi ke acara Gibran dan Davina?" tanya Aurel lalu menatap lekat ke arah Diviana.
"Gua yakin kok."
"Tapi kondisi lo lagi—."
"Jangan mikirin kondisi gua, gua kuat kok masalah kek gini mah kecil bagi gua!" ujar Diviana meyakini kedua sahabatnya.
"Gua keluar dulu ya!" ucap Aqeel lalu pergi meninggalkan ruangan ICU Diviana.
Akhirnya Amira dan Aurel, kedua cewek itu membantu Diviana untuk bersiap-siap dan ber—make up. Kalo boleh jujur, baik Amira maupun Aurel kedua cewek itu masih saja mengkhawatirkan kondisi Diviana.
Mereka berdua takut jika kondisi Diviana kembali memburuk tak butuh waktu lama akhirnya Diviana sudah siap, kedua cewek itu lalu membantu Diviana untuk berjalan menuju luar ruangan ICU bertemu dengan Aqeel dan Dimas yang sedang menunggu mereka sedari tadi.
Wajah pucat pasi milik Diviana masih saja kelihatan, walaupun sudah di tutupi oleh lapisan make up namun tak masalah bagi mereka semua karena apapun kondisinya, Diviana tetap cantik dimata mereka. Sedangkan kedua Aqeel dan Dimas terpesona dengan kecantikan Diviana.
"Ini beneran Vivi kan, kok cantik banget sih jadi khilaf gini!" celetuk Aqeel lalu berseru ria saking kagumnya.
"Astaga Vivi cantik banget sih tapi masih cantikkan Aurel deng, maaf ya Vi enggak jadi ngegombalnya hehehe!" ujar Dimas lalu tertawa kecil sambil melirik ke arah Aurel yang cemberut.
"Aduh-aduh kamu kenapa sih sayang aku, kok mukanya jadi murung kayak begitu!" ujar Dimas lalu merangkul mesra bahu Aurel.
"Apaan sih Dimas, jaga sikap lo kita tuh lagi di tempat umum."
"Ya maaf sayangku."
"Qeel sini geh!" ucap Amira lalu menjauh dari mereka semua.
"Ada apaan, Ra."
"Ada yang mau gua omongin sama lo Qeel," sahut Amira membuat Aqeel langsung pergi menghampiri Amira.
"Ra, lo mau ngomong soal apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Couple✔
Teen Fiction"Gue suka gila-gilaan tapi gak pernah gila benaran!" Gibran Deonovean. "Bagi lo tapi beda bagi gue, kehidupan kita gak sama!" Diviana Frazetta. Keduanya, selalu membuat kehebohan karena aksi gila mereka. Bahkan, kini keduanya sudah resmi berpacaran...