Chapter 02

2.8K 93 0
                                    

"Pengalaman adalah pelajaran terbaik dalam kehidupan."

***

"Woi Zetta bangun, dasar kebo lo!"

Diviana mengerjapkan matanya saat mendengar teriakan seseorang. Suara itu menggema dalam kelasnya, hal itu membuat tidurnya terusik.

"Woi siapa yang teriak-teriak, berisik banget! Ganggu orang lagi tidur aja."

"Akhirnya bangun juga nih anak."

"Apaan sih lo!" seru Diviana.

"Apa?! Lo mau marah, silahkan aja!" seru Gibran menatap Diviana yang manaikan sebelah alisnya.

"Gak jelas! Ngapain lo dikelas gue!"

"Mau ngajakin lo bolos, kuy."

"Gak ada akhlak, anak baik-baik kek gue di ajak bolos."

"Berisik ngoceh aja lo."

"Ck gue tendang nangis lo!"

"Mending lo berdua pergi, berisik tau!" ujar Ragil menatap sengit ke arah mereka.

"Bacot! Sini kalo berani ngomong langsung depan gue," ujar Gibran membuat Ragil menyengir kuda.

"Maju Gil! Katanya lo berani sama siapa aja! Lawan, setan satu ini, gue dukung!" celetuk Diviana membuat sekelas menjadi heboh.

"Cemen lo Gil, masa lawan Gibran aja gak berani!" Amira yang baru datang ikut heboh.

Anak kelas heboh membuat sahutan demi sahutan terdengar jelas hingga keluar kelas. Diviana menatap malas teman-teman sekelasnya.

"Woi Bran!" pekik dua cowok berdiri didepan kelas mereka.

"Lo berdua ngapain kesini? Perasaan baru ditinggal sebentar, udah rindu aja."

"Mit-amit rindu sama lo!!" celetuk cowok memakai ikat dasi di kepala.

"Gengsi ya? Kalo gak rindu, ngapain lo berdua kesini."

"Ya mau jemput lo. Hobby banget lo masuk kelas orang, ayo balik ke kelas sebentar lagi ada guru!" sahut cowok yang mengunyah permen karet.

"Duluan aja, gua masih ada urusan sama nih cewek!" Gibran menunjuk wajah Diviana.

"Aurel ikut gue sebentar yuk!" ajak Dimas Septian, cowok yang sedang mengunyah permen karet.

"Ada apa? Lo mau nyuruh gue lagi beli makanan di kantin?" tanya Aurel menatap Dimas.

Dima menggeleng pelan. "Nggak, gue mau ajak lo dinner nanti malam di cafe biasa!" ujar Dimas membuat sekelas melongo.

"Lagi sakit ya Dim, tumben banget ngajak gue dinner."

"Gak ah, lo kan pacar gue! Jadi selama tiga tahun ini, lo gak pernah anggap gua sebagai pacar lo ya?" tanya Dimas menatap wajah Aurel.

"Kalo gue gak pernah anggep lo, untuk apa gue jaga hati selama tiga tahun ini," celetuk Aurel membalas tajam tatapan Dimas.

"Ya kan siapa tau aja, lo main hati di belakang gue, semenjak gue jarang kabarin lo."

"Gue bukan lo Dim! Gue tau, selama ini lo main di belakang gue tapi gue diam aja tuh, seakan-akan semuanya baik-baik aja!" timpal Aurel.

"Gue tau gue salah tapi gue janji, gue gak akan khianatin lo lagi."

"Sulit dipercaya, soalnya orang kek lo pasti ingkar janji."

"Dih lo kok ngomongnya begitu sih? Gue serius Rel."

Crazy Couple✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang