"Semua bakal berubah seiring berjalannya waktu."
Gibran lalu menyandarkan kepalanya dipundak Diviana. Ia tersenyum kecil sambil menggengam jemari tangan Diviana. Saat ini keduanya sedang duduk dibangku taman sekolah.
Gibran berharap semoga apapun yang terjadi jemari ini akan selalu ia genggam. Semilir angin menerpa kulit mereka, walaupun siang namun cuacanya cukup mendukung.
Gibran menatap Diviana, "Sebenarnya lo sakit apa?" tanya Gibran.
"Gua gak sakit apa-apa cuma kecapean aja."
"Benar gapapa tapi kok mimisan terus, gimana gua gak khawatir coba."
"Kata siapa gua mimisan terus."
"Kata hati gua, btw pulang sekolah nanti tunggu gua ya! Kita pulang bareng."
"Gak perlu, gua mau pulang bareng sama teman-teman gua aja."
"Loh tumben pulang bareng mereka, gua yakin kalian bertiga pasti mau main kan."
"Dih sok tau banget lo."
"Ya taulah, terus kalo gak main kalian bertiga mau pergi kemana."
"Mau kumpul dirumah gua."
"Oh mau kumpul, gua kira lo bertiga mau main ke mall atau gak cafe."
"Gak Deo! Buang buang uang aja. Hari ini lo pulang sendiri dulu ya."
"Iya siap atuh sayang, soalnya hari ini gua mau ke warung emak sama dua kunyuk."
"Maksud lo Aqeel dan Dimas gitu."
"Nah itu lo tau anjir, kami bertiga ditanyain terus sama sih emak katanya kapan datang ke warung lagi soalnya udah lama banget gak main kesana."
"Yaudah gapapa kalo lo mau main mah tapi ingat Deo lo gak boleh berantem apalagi sampe mabok-mabokan."
"Iya siap pacarku, kapan-kapan gua ajakin lo deh kumpul di warung emak."
"Hmm bukannya warung emak itu tempat perkumpulan anak cowok dari sekolah lain juga ya Deo."
"Nah itu lo tau emang tempat perkumpulan anak cowok dari berbagai sekolah."
"Pasti rame banget kan di warung emak duh gak lah males."
"Ya pasti ramelah, lo gimana sih beib yang namanya tempat perkumpulan ya pastinya ramelah kalo mau sepi mah dikuburan aja sana anjir!"
"Dih gua kan cuma nanya doang, gak perlu ngejawab pake otot juga kali."
"Tau ah serah lo aja nyet, jadi lo mau masuk kelas apa gak nih."
"Gak ah, untuk hari ini gua mau bolos dulu percuma juga gua masuk kelas soalnya gak bakalan mood lagi belajar."
"Zetta sayang dengarin gua ya, pokoknya lo gak boleh males-malesan lagi ingat hidup lo masih panjang."
"Dih apaan sih sok banget mau ceramahin gua padahal hidup lo juga belum benar!"
"Ya hidup gua memang belum benar Zetta tapi gua gak mau kalo nanti orang yang gua sayang hidupnya hancur akibat terjerumus sama kelakuan yang gak bener paham gak lo apa maksud gua!" ucap Gibran mengelus pelan pucuk kepala Diviana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Couple✔
Teen Fiction"Gue suka gila-gilaan tapi gak pernah gila benaran!" Gibran Deonovean. "Bagi lo tapi beda bagi gue, kehidupan kita gak sama!" Diviana Frazetta. Keduanya, selalu membuat kehebohan karena aksi gila mereka. Bahkan, kini keduanya sudah resmi berpacaran...