SEHARUSNYA sejak awal ia menepis jauh-jauh gejala rasa itu. Tidak menatap pria manapun melebihi lima detik, tidak terpesona, dan tidak memikirkannya.
Entah inikah yang namanya terpikat, perasaan memberontak, pikiran buyar, seolah keputusan tak perlu lagi dipertimbangkan oleh otak. Semuanya berjalan sesuai keinginan hati, perasaan selalu ingin terpenuhi.
Ia dan Dewa, ibarat langit dan bumi. Ia diinjak-injak, sedang Dewa selalu ditatap. Bahkan orang-orang rela mendongak lebih lama untuk menyaksikannya. Tanpa berbicara dan tersenyum pun, penghuni bumi yang bernama manusia akan berlomba-lomba memuji berapa sempurna Tuhan merangkainya.
Jika saja waktu itu hanya matanya yang terpesona, mungkin akibatnya tidak seburuk ini. Atau hanya telinganya yang mendengar celotehan pria itu, maka ia akan mudah melupakannya.
Namun ini masalah jantung, detak organ itulah yang membuatnya bertanya-tanya sendiri dalam hati. Ada apa? Debaran yang tidak ia mengerti, debaran yang membuat kerja jantungnya jadi abnormal. Seolah hendak meloncat keluar, seperti anak kecil yang menemukan mainan kesayangannya, melompat-lompat riang.
Namanya Dewa Abqary Haidar. Pria nyaris sempurna yang dikelilingi banyak wanita cantik. Anak pertama dari Tuan Andara, CEO perusahaan Mediatama Indonesia. Kakak dari Faradella Zura, model terkenal yang wajahnya sudah tak asing lagi bagi penduduk kota. Laki-laki berwajah datar ketika di kantor, namun menjadi penuh pesona ketika sedang tak bekerja.
Hanya itu yang Dara tahu dari sosoknya.
Pertemuan mereka terangkai begitu sempurna hingga Dara sama sekali tak menyadari ia sudah bertemu Dewa lebih dari tiga kali. Lalu setelahnya, mereka bertemu setiap hari karena Dewa adalah pemimpin redaksi baru di kantor majalah Elle. Sedang ia pegawai kontrak, menggantikan posisi Bu Rita, adik dari mamanya Davin, sahabatnya yang pindah ke Singapura sembilan tahun lalu.
Jatuh cinta memang mudah. Seperti saat terjatuh karena terpeleset dihalaman sekolah. Jatuh, begitu saja. Namun menanganinya yang tak biasa.
Banyak orang memuji cinta karena mereka berakhir bahagia. Dan disisi lain, ada yang membencinya, bahkan hingga tahap tak percaya. Karena mereka terluka.
Serta ada juga yang berada ditengah-tengahnya. Masih mencintai, namun memutuskan berhenti memperjuangkannya. Perasaannya terombang-ambing, antara percaya dan tidak, antara benci dan cinta, antara berhenti atau melanjutkannya.
Terlebih saat orang yang dicintainya itu membuatnya kehilangan cinta yang lain.
"Apapun yang kamu katakan, apapun yang kamu pikirkan, perasaan ini nggak akan pernah berubah Raa." katanya entah yang keberapa kali. Kata-kata yang membuat Dara sadar kalau perasaannya benar-benar telah jatuh dan sulit untuk bangkit, bahkan sekedar berdiri.
_____________
Adara Ulani Ah-Ci ☝
©©©©©©©
Jangan lupa:Vote dan Komen
Follow juga akun Wattpad Author 💃
🌴 Jangan lupa senyum 🌴
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Untuk Dara [✔]
FanfictionDara selalu percaya pada hukum alam tentang makna pertemuan pertama, kedua, hingga ketiga dengan orang yang sama. Ia percaya, setelah itu akan ada pertemuan berlanjut hingga tidak tahu bagaimana akhirnya. Pertemuannya dengan Dewa, Pimred tampan dan...