Dewa Untuk Dara [✔]

38. Together With You

SESAKIT-sakitnya hati seorang ibu kepada anaknya, tetaplah mereka ditakdirkan menjadi dua manusia yang memiliki kasih sayang alami tak terbatas.

Seminggu sudah permasalahan berlalu. Meski masih ada saja wartawan yang menjual berbagai macam judul ke media, setidaknya itu tidak terlalu menyudutkan Dara seperti kemarin-kemarin. Kini semua orang tahu, bahwa ia, Dewa, Fara dan Pak Andara adalah orang-orang yang memiliki hubungan silaturahmi beberapa tahun lalu- seharusnya hingga sekarang.

Pak Andara di adili atas penipuan dan kekejamannya mengurung Bu Della dari dunia luar, serta beberapa surat kebohongan yang ia berikan pada pihak rumah sakit pun sudah diserahkan kepada pihak berwajib. Bu Della juga kemarin baru saja menjalani rangkaian tes untuk membuktikan kalau dirinya benar-benar Adella Anugrah, istri Pak Andara. Semuanya bertambah jelas, karena bakat dan minat yang saat ini ada pada Fara adalah turunan dari ibunya sendiri.

Entah inikah yang namanya azab anak durhaka, atau memang karena masalah psikologi akibat tekanan yang ditolak mentah-mentah oleh otak si penderita. Fara seolah menggantikan posisi Bu Della yang selama ini dianggap tidak waras, semuanya benar-benar berbalik menimpa perempuan cantik itu.

Tak ada lagi seragam seksi dan mewah yang melekat ditubuhnya, sepatu atau high heels puluhan juta yang menghiasi kaki jenjangnya, wajah super cantik yang dihias para make over ternama. Yang tersisa detik ini hanya Fara dengan baju seragam biru, sandal rumah sakit harga puluhan ribu, wajah polos dan tatapan sendu, juga rambutnya yang diikat biasa tanpa bantuan para salon. Jika orang yang baru beberapa kali melihat Fara, mungkin tidak akan mengenali siapa dirinya saat ini.

Dara menatap Dewa yang tertegun disebelahnya. Bu Della memutuskan untuk membawa pulang putrinya itu dan merawatnya sendiri dirumah mereka dengan bantuan beberapa pengasuh yang akan disewa. Bagaimanapun, Fara tetaplah anak semata wayang Bu Della, dan beliau sendiri adalah sosok perempuan baik dan penyayang.

Tak hanya itu, Fara bahkan tak pernah berkata apapun ketika ditanya, seperti apakah ia lapar, ingin minum, atau apapun itu. Ia hanya diam, menatap orang yang datang padanya dengan tatapan kosong, dan tidak melawan atau menolak ketika siapapun menuntunnya.

Dara bahkan sekarang merasakan kalau ia tidak pernah merasa kesal dengan semua kelakuan dan perkataan perempuan itu. Mungkin yang dialami Fara saat ini adalah ganjaran atas apa yang ia lakukan kemarin-kemarin. Khususnya pada Bu Della, ibu kandung sendiri yang seharusnya ia jaga sendiri.

"Ibu minta maaf jadi ngerepotin kalian lagi. Nak Dewa, nak Dara, makasih banyak yaa. Ibu nggak tahu mau ngomong apa ke kalian berdua." Ucap Bu Della saat Dewa mengajak untuk segera pulang karena ada beberapa hal yang akan mereka lakukan setelah mengantar ibu dan anak itu ke rumahnya.

"Nggak papa Bu, kita seneng malah bisa bantu." Sahut Dewa tersenyum lalu menoleh pada Dara yang mengiyakan sambil mengangguk-angguk.

"Kalau ada apa-apa, Bu Della bisa hubungin kami." Tambah Dara lalu maju dan memeluk perempuan itu erat.

"Kamu itu cantik terus baik kaya mama kamu. Kenapa nggak coba jadi model, apalagi sekarang Dewa udah mulai di endorse kan yaa. Kalian bisa jadi couple goals idaman dunia loo..." Celoteh Bu Della yang disambut Dara hanya dengan senyum tipis. Akhir-akhir ini ia memang merasa kondisi psikologi mengenai pemahaman cantik mulai berubah, beberapa orang bahkan mengatakan sebenarnya ia cantik, hanya saja tidak melakukannya seperti gadis lain. Jaman sekarang mana ada perempuan yang keluar rumah tanpa bedak dan pewarna bibir. Dua benda itu adalah seminimal-minimalnya make up diwajah seorang perempuan seusianya.

"Saya nggak nyangka kita bisa bertemu padahal sudah selama ini. Pasti Raline dan Yashinta sangat bahagia tahu kalau anak mereka memiliki jalan masa depan yang sama." Oceh Bu Della lagi sambil tersenyum lebar. Meski wajahnya sudah tidak sempurna lagi, sisa kecantikan masih jelas terlihat dari mata dan cara tersenyumnya.