life is always full of miracles. New peoples come and go. Among them there are give many memories, and some of them are the future.
Hidup itu selalu penuh keajaiban. Orang-orang baru datang dan pergi. Diantara mereka ada yang banyak memberikan kenangan, dan diantaranya ada juga yang menjadi masa depan
--- Dara ---
SEBENARNYA apa yang salah dengan matanya?
Dara berusaha bernafas senormal mungkin, mengusap-ngusap kelopak matanya yang sekarang malah berkedut tak mau berhenti.
Seperti terhipnotis, beberapa menit lalu Dara benar-benar kehilangan kendali untuk mengalihkan pandangannya dari sosok yang sekarang tengah berdiri, memperkenalkan diri berbicara. Dan sejak duduk kembali ke meja kerjanya, rasanya berat sekali untuk Dara mengangkat kepala. Hingga laki-laki tinggi didepan sana selesai berbicara, Dara masih memikirkan ada apa dengan perasaannya yang tiba-tiba menjadi aneh.
Yaa, tentu saja sekarang dia sedang ketakutan. Berani sekali pegawai baru dan tidak tetap sepertinya bersitatap bahkan memandang lama pimpinan redaksi yang baru saja masuk ke ruangan itu. Dara bahkan sekarang tak memiliki nyali untuk sekedar mengangkat kepalanya.
"Ehm... Maaf. Kalau kamu merasa tidak enak badan, sebaiknya pulang saja." tegur sebuah suara yang tidak tahu sejak kapan sudah berada didekatnya.
Dara langsung mendongak, membelalakan mata melihat siapa orang yang barusan menegurnya.
"Aku tidak mau ada pegawai yang memaksakan diri hanya untuk sebuah pekerjaan. Kamu dan semua pegawai disini akan menjadi tanggung jawabku mulai detik ini. Jadi-" laki-laki berwajah datar dengan hidung sempurna itu menundukan pandangannya sedikit.
Dara ikut memandangi baju yang dipakainya. Setahunya tidak ada aturan mengenai seragam di dalam kantor ini. Bebas, asal layak, rapi dan bersih tentunya.
"Kamu aku ijinkan kembali ke rumah sekarang Nona Adara." lanjutnya lalu berlalu meninggalkan Dara yang masih mengatur nafas dan pikiran sebaik mungkin. Sampai punggung aki-laki itu menghilang masuk ke dalam ruangan khususnya, mata Dara masih terpaku menatap pintu kaca yang sudah tertutup rapat.
Baru beberapa menit bertemu pimred baru, Dara sudah mendapat teguran. Entah barusan itu adalah sebuah singgungan karena dirinya tidak memperhatikan, atau memang pimred baru itu tipe orang yang loyal dan begitu memperhatikan bawahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Untuk Dara [✔]
Hayran KurguDara selalu percaya pada hukum alam tentang makna pertemuan pertama, kedua, hingga ketiga dengan orang yang sama. Ia percaya, setelah itu akan ada pertemuan berlanjut hingga tidak tahu bagaimana akhirnya. Pertemuannya dengan Dewa, Pimred tampan dan...