24. Mendekat

698 85 4
                                    

KEBETULANKAH? Dewa langsung mengangkat tubuh itu tanpa bertanya, membawanya ke rumah sakit terdekat secepat ia bisa menyetir dijalan raya yang lumayan padat disore hari, karena banyak pegawai dan pekerja lain yang juga pulang bekerja. Sedang perempuan tua bernama Davina itu tak bisa ikut, lantaran tidak mungkin ia meninggalkan kafenya secara tiba-tiba.

Tidak ada yang kebetulan. Mungkin kita hanya tak sanggup memahami kesengajaan Tuhan. Seperti itu kata orang kebanyakan.

Dewa menatap wajah Dara yang nampak pucat dari cermin didepannya. Tadi ketika pulang dari kantor dan memutuskan singgah, Dewa tak yakin ia bisa menemui perempuan itu lantaran sikapnya benar-benar berubah beberapa hari ini. Seperti menghindar, tapi Dewa tidak tahu apa sebabnya.

Jalan-Nya memang tidak tertebak, perempuan yang dikantor tadi tampak terburu-buru meninggalkan gedung akan hilang kesadaran saat tiba dirumahnya. Entah, ia harus sedih atau bahagia. Yang pasti barusan bukanlah kebetulan, semuanya sudah direncana oleh Sang Maha Kuasa.

Rasanya tidak adil jika apa saja, segala yang terjadi diluar rencana selalu dianggap kebetulan. Banyak orang yang sangat toleran dengan kata "kebetulan". Hampir sebagian besar yang terjadi dalam hidup kita tanpa direncanakan selalu dianggap kebetulan. Entah kenapa manusia terlalu gampang mengaitkan suatu hal dengan kebetulan. Padahal kalau dipikir baik-baik, itu sama saja kita sedang meremehkan pikiran sendiri, suka membenarkan anggapan yang subjektif, seolah kita tahu banyak tentang apa yang terjadi.

Setelah memarkirkan mobilnya diarea terdekat dengan gedung rumah sakit, Dewa langsung mengangkat Dara yang belum sadarkan diri. Meminta tolong pada perawat yang berkeliaran dilantai depan untuk segera menyiapkan kamar.

"Baik, Bapak bisa keluar sebentar. Saya akan memeriksa istri anda sekarang." Kata dokter perempuan yang datang untuk menangani Dara. Dewa yang masih sedikit panik hanya mengangguk dan berlalu.

Tak tenang duduk menunggu dokter itu keluar, Dewa berdiri tegang dengan tangan bersedekap. Hari ini, ada begitu banyak masalah yang dihadapinya. Mulai dari pertengkaran Irene dan Fara di kantor tadi, hingga Dara yang hingga hari ini masih mengabaikan pesan dan panggilannya. Bahkan dikantor pun, sikapnya begitu kentara kalau perempuan itu tengah menjaga jarak darinya. Ada apa sebenarnya?

Cekrekk!

"Bagaimana kondisinya Dok?" sambar Dewa langsung setelah beberapa menit pintu ruangan itu akhirnya terbuka. Melirik kedalam, perempuan itu masih belum sadarkan diri.

"Tidak ada masalah serius. Bisa kita bicara diruangan saya?" sahutnya pelan dan santai.

Dewa mengangguk dan mengikuti langkah dokter itu ke ruangannya.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Istri anda baik-baik saja. Dia hanya butuh sedikit istirahat fisik dan jangan terlalu serius memikirkan suatu masalah. Anemianya kambuh karena sepertinya dia tidak teratur makan dan sering tidur larut malam."

Dewa terdiam mendengar pernyataan dokter itu mengenai kesehatan Dara. Jika dilihat dari ciri fisik saat bekerja, tak ada sama sekali tanda yang terlihat kalau perempuan itu memiliki beban atau kelelahan.

"Saya harap, sebagai suaminya anda bisa menyampaikan hal ini dan mengontrol kesehatannya. Apalagi saat ini istri anda sedang datang bulan, seharusnya perempuan yang mengindap anemia harus mengkonsumsi obat penambah darah, atau melebihkan sayuran dan buah-buahan untuk tubuhnya." Kata Dokter itu lagi seraya menyerahkan kertas kecil bertuliskan beberapa obat yang harus ditebus di apotik rumah sakit atau luar.

"Iya dok, nanti akan saya sampaikan." jawab Dewa sambil menatap jam tangannya. "Emm... Kalau boleh tahu, kira-kira is-istri sa-ya kapan baru sadar yaa dok?" tanya Dewa sedikit kaku. Entah kenapa, rasanya ia tidak perlu menyanggah saat dokter itu menganggap kalau ia dan Dara adalah pasutri. Bukankah itu berarti, secara tidak langsung dokter itu menyatakan kalau ia dan Dara cocok. Dewa ingin tersenyum lebar saat memikirkannya, hatinya yang panik seketika menghangat.

Dewa Untuk Dara [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang