18. He Is Crazy Boss

1K 101 2
                                    

If you know, that is me

Atasan Gila: Seandainya kamu tahu, itu adalah aku

--- Dewa ---

TIDAK paham dirinya terlalu pagi atau tidak, yang pasti Dara mendapatkan tatapan super mengintimidasi dari penjaga gerbang kantor, alias security office dengan seragam biru putihnya. Baru Dara sadari penjaga gerbang itu seharusnya mengingatkan Dara pada masa SMP-nya.

 Baru Dara sadari penjaga gerbang itu seharusnya mengingatkan Dara pada masa SMP-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak kepagian mbak berangkat kerjanya? Ngalah-ngalahin Pak Boss..." sapanya setelah membuka pintu gerbang yang tingginya dua kali lipat tinggi Dara. Tadinya, penjaga itu menatap Dara dari sela gerbang, menyadari Dara pegawai baru yang baru beberapa kali lewat, Dara memasang ID Card sementaranya. Yaa, karena KTK (kartu tanda kerja) yang ia kenakan masih harus ditempeli foto, bukan yang asli seperti dipakai penjaga itu.

Pak Boss? Apa yang dimaksud orang ini Pak Andara si pemilik perusahaan? Pantas saja, Dara cukup bingung karena selama berangkat tidak pernah melihat Pak Andara lewat di lobby atau area parkir. Rupanya CEO itu berangkat sebelum pegawai kantornya memadati lahan parkir dan jalan lobby. Itu tandanya, nyasar ke lantai dua belas lalu masuk ke ruangan Pak Andara adalah suatu keberuntungan. Seandainya pagi itu ia tidak salah tekan, tentu sampai sekarang Dara tidak akan pernah melihat sosok itu secara langsung. Eh- Apa-apaan! Tidak itu tetaplah kesalahan.

"Nggak jadi masuk mbak?" pertanyaan penjaga gerbang itu membuat Dara menoleh kaku dan tersenyum tipis.

"Jadi." sahut Dara lalu melangkah ragu. Antara bertanya apakah yang dimaksud Pak Boss oleh si penjaga itu seperti yang ada dipikirannya, atau bukan. Berjarak sekitar lima langkah, Dara memutuskan membalik badan. Dia tidak suka penasaran, terlalu banyak hal yang mengganggu pikirannya. Yaa, tentu Dara berniat untuk bertanya. Tapi sepertinya dia terlambat, penjaga itu sudah menghilang.

Kemana perginya? Kenapa cepat sekali? Dara mengintip pos si penjaga yang berdinding setengah kaca, tak ada bapak itu disana. Mengeratkan tangan di tali tas selempangnya, Dara lanjut berjalan. Tepat saat itu, suara penjaga tadi memanggilnya.

"Mbak! Mbak!"

Dara menoleh cepat, kali ini semakin erat menggenggam tali tasnya setelah tau kalau penjaga itu sedang bersama seseorang yang baru saja menjadi topik pemikiran dikepalanya.

"Mbak, sekalian ke atas kan. Tolong bawakan ini." katanya menyerahkan tas sejenis koper hitam yang ditenteng. Dara menyambutnya sopan seraya bertanya-tanya apakah isinya uang milyaran seperti di film-film bioskop Hollywood yang sering Dara tonton.

"Iya Pak." sahut Dara lalu menepi sedikit, memberikan jarak pada pimpinan tertinggi yang akan lewat. Entah dapat keberanian darimana Dara menatap santai kedua mata Pak Andara lalu tersenyum lebar. Mengejutkan, setelahnya Dara sama sekali tak menebak kalau CEO itu berhenti dihadapannya dan mengajak bicara. Padahal rencananya, Dara akan mengikuti langkah Pak Andara hingga mengantar koper hitam mengkilat ke ruangannya.

Dewa Untuk Dara [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang