33. Suddenly everything changed

631 90 4
                                    

When that person is gone forever, there is nothing left but added memories.

Mendadak semuanya berubah: Ketika seseorang pergi selamanya, tidak ada yang tersisa kecuali kenangan yang bertambah.

--- Pak Dan ---

JIKA saja manusia bisa meminta, dan Tuhan langsung mengabulkannnya. Maka yang ia pinta adalah agar tidak diijinkan lagi membuka mata, menghirup betapa berartinya udara.

Seandainya pagi tadi ia terbangun dalam keadaan tak mengingat apapun, seandainya saja ia tak merasakan apapun dihatinya, seandainya waktu bisa diulang. Namun sayangnya, kata andai hanyalah jembatan penghubung yang membuat kita malah jauh dari kata syukur.

Ada saatnya air mata tidak lagi bisa jatuh meskipun kesedihan sedang melanda, itu karena saking tak terperinya. Dara tak lagi menangis, tak lagi terisak, semua organ ditubuhnya seperti tengah konslet mendadak secara bersamaan. Pikirannya kacau, tatapannya mengabur, dadanya sesak, dan perasaannya benar-benar kosong. Ia lantas seperti mayat hidup yang hanya mampu berdiri dan berjalan tanpa berekspresi.

Terkadang menjadi orang terlalu empati itu tidak enak. Ketika ia disalahkan, meski tak bersalah, ia hanya diam lalu membuktikan. Namun di situasi tertentu, ia tidak tahu apa-apa, namun ia menyalahkan dirinya sendiri atas situasi yang terjadi. Merasa dirinyalah penyebab, titik masalahnya.

Tak beranjak dari tanah basah itu meski orang-orang yang bertugas memakamkan telah berlalu. Dara terduduk lemas di tepinya tepat saat mendengar suara Davina.

Semua berlalu seperti mimpi sesaat. Dara masih tak percaya, terlebih saat mengingat bagaimana kemarin Dewa tersenyum ceria bersamanya. Lalu sesaat semuanya menjadi tidak baik-baik saja. Dara tak bisa menebak bagaimana perasaan pria itu saat tahu jika orang terpercaya nya sudah tak ada lagi. Terlebih disaat dirinya tak mampu melakukan apapun bahkan melihat untuk terakhir kalinya.

Ia dan Pak Dan memang kenal biasa karena laki-laki itu tinggal dengan Dewa. Namun disatu sisi, ia tidak bisa melupakan bagaimana pertemuan-pertemuan mereka yang menghantarkanya pada sosok Dewa. Mulai Dara yang melihat laki-laki cukup tua itu memperbaiki mobilnya seorang diri, lalu saat Pak Dan berdiri di pinggir jalan dengan wajah bingung, lalu bagaimana laki-laki itu menerimanya hangat saat ia berkunjung ke rumah Dewa. Bahkan, Dara banyak tahu hal lebih dalam tentang Dewa dari Pak Dan.

"Ada kalanya seseorang itu harus pergi tanpa pamit. Bukan karena mereka tidak peduli dengan orang yang mereka sayang, hanya saja dia percaya bahwa Tuhan memiliki cara-Nya sendiri untuk menyuruhnya pulang."

Dara tertunduk, satu air mata menetes ulang. Mungkin sudah hukum alam bagaimana manusia harus memahami keadaan yang namanya kepergian. Ketika orang itu ada disekitar kita, rasanya biasa saja, bahkan tidak ada yang spesial, hanya sebatas kenal, lalu bertegur sapa. Namun ketika orang itu menutup mata untuk selama-lamanya, baru kita sadar bahwa ada banyak hal yang tidak mudah untuk dilupakan dari orang tersebut. Entah raut wajahnya, caranya berbicara, atau hanya sebatas tatapannya.

Tak banyak yang datang, selain para perawat dan petugas kuburan, hanya ia, Maya, supir taksi dan Davina yang mengikuti proses pemakaman. Bahkan yang Dara tak habis pikir, Fara dan Pak Andara seolah tak peduli. Baru ia tahu juga jika Dewa dipindahkan ke rumah sakit lain yang biasanya mengurus para keluarga selebriti.

"Sudah Raa. Kita berdoa aja semoga almarhum pergi dengan tenang didalam sana. Apalagi sudah belasan tahun lebih almarhum merawat anak yatim piatu kan?" Kata Davina lagi bersuara. Dara mengangkat tubuhnya tanpa menyahut. Menatap nisan laki-laki itu sekali lagi, mengingat bagaimana Pak Dan menerimanya dengan mudah. Matanya kembali memanas saat mengingat isi surat yang Dewa tulis, Pak Dan bilang dirinya adalah malaikat penolong.

Dewa Untuk Dara [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang