PART 3

123K 9.2K 272
                                    

Tomorrow....

Pintu lift terbuka dan Taylor menuju mejanya, tanpa memedulikan Carlos yang sedang berdiri di sana—yang sepertinya sejak tadi sudah menunggu kedatangannya. Taylor langsung duduk, tidak membuka suara untuk menyapa sama sekali.

“Masih marah?” tanya Carlos.

“Kamu tidak mengirim surat pemecatan, jadi aku masuk hari ini.” jawab Taylor sambil tersenyum kecil dan memulai pekerjaannya. Jawabannya tidak sesuai dengan apa yang ditanya Carlos.

I’m sorry Taylor, maaf karena kemarin aku membentakmu.” kata Carlos, itu pertama kalinya dia membentak Taylor. Ketika emosi menguasai, seseorang bisa berubah menjadi mengerikan.

It’s okay, sudah memberitahu Veronica? Aku yakin kamu mengikuti saranku kemarin,” tanya Taylor, Carlos mengembuskan napas.

“Jawabannya selalu sama.” jawab Carlos.

Kali ini Taylor menatap sahabatnya itu dengan serius. “Kamu tidak pernah curiga atau hanya pura-pura tidak tahu, Carl?” tanya Taylor, menaikkan sebelah alisnya.

“Curiga? Untuk apa? Dia memang sedang bekerja,” balas Carlos. Taylor menghela napas.

“Semua orang terus membahas hal ini di luar sana. Pekerjaan model tidak seberat itu Carl, kamu tahu? Dia hanya melakukan pemotretan, syuting—tidak setiap hari dan tidak sampai seharian penuh. Dia seharusnya bisa meluangkan waktu untuk mengurus pernikahannya." kata Taylor, tidak habis pikir.

“Dia juga bekerja sebagai ambassador UNICEF. tambah Carlos.

God, banyak yang bekerja sebagai ambassador dan model sekaligus, mereka bisa libur. Ini tidak wajar Carl, tidak mungkin dia kerja paksa di sana. Kamu tidak punya pemikiran untuk menyelidiki apa yang dilakukannya? Sampai-sampai meluangkan waktu sedikit saja tidak bisa,” tanya Taylor.

Carlos menggeleng. “Aku tidak mau bertengkar lagi denganmu, Taylor.” katanya dan menatap Taylor datar.

“Seperti inilah orang yang sedang diperbudak cinta.” kata Taylor. “Okay, lupakan Veronica. Sekarang aku akan memberitahu jadwalmu hari ini.” kata Taylor, tidak mau memperpanjang pembicaraan ini lagi.

“Jam 10.00, kamu ada rapat dengan CEO Froz Digital. Lalu, makan siang dengan Thomas Reynalds—well, Ayahmu yang menyuruhku membuat janji temu ini. Rapat lagi jam 14.00 untuk membahas pembuatan alat teknologi baru. Terakhir, bertemu Veronica Sleigh.” kata Taylor, menutup bukunya.

Carlos mengernyit mendengar jadwal terakhir. “Vero memberitahu kalau dia ingin bertemu denganku nanti?” tanya Carlos.

Taylor menggeleng. “Kenapa kamu terlihat heran? Aku sendiri yang membuat jadwal ini. Kamu harus menemui Veronica, paksa dia atau tidak kamu saja yang menghampirinya di apartemen. Kalian harus bertemu.” kata Taylor.

“Aku yakin dia tidak berada di apartemennya.” balas Carlos.

“Cari dia! Sudah aku bilang suruh seseorang mengikutinya, persetan kalau itu tidak sopan, lagipula kamu calon suaminya. Harus tahu apa yang dia lakukan di luar. Sebentar lagi kalian akan menikah dan pernikahan tidak boleh dipermainkan, ingat itu!” kata Taylor, memperingatkan.

VOUS ATTEINDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang