Taylor sangat gugup, mereka masih belum membuka suara. Taylor terus melihat pelayan yang menuangkan teh ke gelas mereka masing-masing. Setelah selesai, Alana menyuruh mereka semua meninggalkan ruangan.
“Jadi bagaimana, Carl?” tanya Alana, Carlos mengangkat sebelah alisnya.
“Apanya?” tanya Carlos balik.
Alana berdecak kesal. “Sejak kemarin kamu masih belum mengatakan apapun pada kami. Apa kami harus mengetahui semuanya dari media lebih dulu?” tanya Alana, Carlos tersenyum kecil.
“Aku memang ke Bali untuk mengejar Taylor. Dia kabur dan tidak menjawab lamaranku.” kata Carlos, suara kekehan terdengar dari Tom. Mereka semua menatap pria paruh baya itu.
“Dad rasa tidak ada yang salah kalau Taylor kabur, kamu memang berengsek. Taylor tidak akan mau bersamamu.” kata Tom tenang, langsung dihadiahi pukulan dari Alana. “Aww....” ringisnya pelan, menatap Alana cemberut.
Taylor terdiam, dia bingung melihat sifat Tom yang berubah-ubah. Aneh, yang Taylor tahu Tom tidak pernah seperti itu. “Jangan heran, Ayahku memang seperti itu.” bisik Carlos, Taylor hanya mengangguk.
Tom berdeham pelan, kembali memasang tampang datarnya. “Jadi bagaimana hubungan kalian?” tanyanya. Carlos tersenyum manis sambil menatap Taylor yang masih gugup.
Carlos meremas tangan Taylor yang sudah berkeringat dengan lembut. “She said ‘yes’.” jawab Carlos, tatapan Alana turun ke jari manis Taylor yang tersemat sebuah cincin. Pasangan itu tidak menunjukkan reaksi apapun.
“Lebih jelas lagi! Sebagai kekasihmu atau....” kata Alana. Dia bingung, pasalnya Carlos terlihat bahagia, berbanding terbalik dengan Taylor—gugup. Jangan-jangan putranya memaksa Taylor untuk menerima dia.
“Tentu saja sebagai istriku.” balas Carlos, Taylor tidak berani membuka suara sejak tadi, dia terlalu gugup. Biarlah Carlos yang berbicara.
“Carlos tidak memaksamu untuk menerima dia kan, Taylor?” tanya Tom, Alana tersenyum pada suaminya. Baru saja dia mau bertanya, tapi Tom sudah lebih dulu.
“Tidak!” Carlos yang menjawab.
“Aku bertanya pada Taylor, bukan kamu!” balas Tom, menatap Carlos tajam.
Taylor tersenyum kecil. “Tidak, Carlos tidak memaksaku. Aku memang menerimanya atas keinginanku.” jawab Taylor. Carlos tersenyum penuh kemenangan. Tom terlihat tidak bahagia kalau Taylor mudah menerima dia.
“Semudah itu?” tanya Tom, membuat Taylor kebingungan.
“Kamu tidak berniat menghukumnya lebih lama lagi atas kebodohan yang dia perbuat dulu?” tanya Tom, Carlos menghela napas. Dia benci sisi lain dari Ayahnya.
Tom memiliki kepribadian ganda, yang sedang berbicara saat ini adalah Felix Reynalds. Felix Reynalds sangat jarang bersikap hangat dan lebih blak-blakan dari Tom, selain itu Felix juga terkenal sebagai pribadi yang dingin, tidak suka berbasa-basi, seorang psychopath—pemimpin organisasi gelap Darkest Clan yang masih berjaya sampai detik ini. Sudah Carlos duga, Taylor pasti heran melihat perubahan pada diri Tom.
“Bisakah kita tidak membahas hal itu lagi?” tanya Carlos balik, raut wajahnya kembali datar. Felix terkekeh.
“Sudahlah, masa lalu . Lupakan semuanya!” pinta Alana, lalu dia kembali tersenyum menatap pasangan di depannya.
“Jadi kapan kalian akan menikah? Ah, aku perlu menemui Cordelia untuk membahas hal ini, kalau kalian benar-benar serius menjalin hubungan. Pernikahan bukanlah hal yang bisa dipermainkan.” kata Alana, Carlos dan Taylor saling menatap satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
VOUS ATTEINDRE
Storie d'amore{COMPLETE/belum direvisi} Taylor Hazel William, semua orang mengenalnya sebagai sekretaris Billionaire paling kaya dan paling terkenal-Carlos Reynalds. Kehidupan Carlos Reynalds tidak pernah lepas dari media dan para wanita yang selalu mengincarnya...