PART 35

78.3K 4.7K 107
                                    

Taylor yang masih berada di alam bawah sadar merasa ada seseorang yang mengelus wajahnya lembut. Taylor terganggu, dia mengubah posisi tidurnya ke arah berlawanan. Tetapi masih saja dia merasakan sapuan lembut itu di sepanjang wajah.

Taylor menyingkirkan apapun yang menyentuhnya itu, lalu menarik selimut sampai menutupi kepala. Lagi dan lagi, dia merasa selimutnya ditarik, hal itu mau tidak mau menarik dia keluar dari alam bawah sadar dan membuka mata. Demi Tuhan, siapa yang mengganggu pagi-pagi seperti ini? Taylor masih mengantuk.

Taylor membuka selimutnya kasar, melihat siapa yang mengganggu dia sejak tadi dengan mata yang belum terbuka sempurna. Taylor masih dalam fase mengumpulkan nyawa. “Good morning, ma chérie.” kata orang itu.

Taylor tidak tahu siapa itu, dia berusaha fokus, mencerna suara siapa yang dia dengar ini. “Oh my God.” sahutnya terkejut dan langsung bangun.

Carlos terkekeh melihat reaksi Taylor yang sangat lucu, mata wanita itu masih setengah terbuka dan dia paksakan untuk terbuka sempurna. Carlos mendekat dan memberi kecupan kecil di pipi Taylor. “Morning.” kata Carlos.

“Kenapa kamu ada di sini? Jam berapa ini?” tanya Taylor serak—suara khas bangun tidur.

“07.30. Aku sudah meminta izin pada Aunt Cordelia untuk masuk ke kamarmu, Ibumu mengizinkanku.” jawab Carlos.

Taylor mengangguk kecil dan kembali berbaring, dia menatap langit-langit kamar sejenak. Taylor masih sangat mengantuk. Biasanya Taylor tidak bangun sesiang ini, mungkin karena semalam dia bergadang melihat acara televisi kesukaannya.

Taylor kembali menatap Carlos yang duduk di tepi ranjang. “Lalu apa yang kamu lakukan di sini pagi-pagi? Kamu tidak berangkat kerja?” tanya Taylor, penampilan Carlos sudah rapi dengan jas formal yang melekat di tubuhnya.

“Aku akan berangkat nanti. Sekarang kamu harus mandi dan bersiap-siap. Kita harus menemui designer untuk merancang gaun pengantinmu.” kata Carlos, menepuk lengan Taylor pelan. “Ah ya, soal pekerjaanmu, aku sudah menyuruh Scott memecatmu dan dia setuju.” kata Carlos, Taylor hanya bergumam.

Sedetik kemudian—setelah mencerna perkataan Carlos, Taylor kembali terduduk. “Apa?! Kamu menyuruh Scott memecatku, lalu apa yang akan aku kerjakan?!” tanya Taylor, dia sudah tidak mengantuk lagi.

“Calon suamimu ini berkecukupan, kenapa kamu masih mau bekerja?” tanya Carlos retoris, sambil tersenyum miring.

No! Aku bukan wanita malas-malasan seperti mantan-mantanmu, aku mau tetap bekerja. Kamu mengenalku sangat baik Carl, kamu seharusnya tahu.” jawab Taylor, kesal.

Okay fine, kamu akan bekerja setelah kita menikah nanti. Di perusahaanku tentu saja, posisimu sebagai sekretaris masih ada.” balas Carlos. Taylor menghela napas.

“Sekarang bangun dan minum ini, lalu bersihkan dirimu, kita akan keluar. Aku menunggumu di bawah.” kata Carlos, memberikan sebuah cangkir berisi coklat panas pada Taylor, lalu keluar dari kamar wanitanya.

Wanitanya, Carlos suka panggilan itu.

Taylor terdiam sambil menatap coklat panas yang ada di genggamannya. Kenapa menemui designer harus sepagi ini? Mereka bisa pergi siang nanti. Taylor menyesap coklat panasnya, lalu meletakkan cangkir itu kembali ke atas nakas.

Taylor merentangkan tangannya ke atas, meregangkan otot-otot. Dia turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi—membersihkan diri. Setelah selesai, Taylor keluar hanya menggunakan bathrobe dan memasuki walk in closet.

Taylor menatap seluruh lemarinya yang berisi berbagai macam model pakaian. Taylor lebih sering memakai pakaian formal, karena dia setiap harinya bekerja. Tidak mau terlalu ribet, dia langsung mengambil sebuah baju berlengan sampai siku tangan dan celana panjang, simple.

VOUS ATTEINDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang