PART 56

64.7K 4.2K 193
                                    

Tom, Alana, Caitlin, dan Phoebe sampai di rumah sakit. Richard yang memberitahu orangtua Carlos tentang apa yang terjadi. Orangtua Taylor belum tahu apapun, mungkin Tom juga sudah menghubungi mereka.

Alana menatap Carlos yang terduduk di lantai, tatapan putranya kosong. Alana menutup mulut—menahan tangis, Tom menghela napas dan mendekati Carlos. “Jangan katakan apapun dulu.” kata Carlos, tanpa menatap Ayahnya.

Tom berjongkok—menyejajarkan tingginya dengan Carlos, dia melihat penampilan putranya itu penuh bercak darah, tangan dan juga kemeja putihnya. “Semuanya akan baik-baik saja, Carl.” kata Tom.

Carlos menoleh, menatap Tom nanar. “Baik-baik saja?” tanyanya, lalu memperlihatkan tangan dia yang penuh bercak darah pada Tom. “Taylor mengeluarkan banyak darah, Taylor dan anak kami tidak baik-baik saja.” kata Carlos, kembali menangis. Baru kali ini dia terlihat sangat lemah.

Tom merangkul bahu Carlos, menarik dia untuk berdiri. “Berdiri, Carl!” pinta Tom.

Carlos tetap diam, tapi Tom berusaha menarik putranya itu untuk berdiri. Akhirnya Carlos menurut, dia berdiri dan bersandar di dinding. Perasaan khawatir tidak akan hilang sebelum Taylor dan calon bayi mereka dinyatakan baik-baik saja.

“Aku akan membunuh mereka yang sudah menyakiti Taylor.” kata Carlos, tersenyum sinis. Matanya berkilat marah.

“Kamu tidak usah melakukan apapun, semuanya sudah ditangani. Yang harus kamu lakukan sekarang adalah menemani istrimu. Urusan yang lain, biar Dad yang urus.” balas Tom, kembali menarik Carlos untuk duduk di kursi tunggu.

Alana mendekati Carlos, dia berjongkok agar bisa menatap wajah Carlos yang menunduk dan menggenggam kedua tangan Carlos. Ini pertama kali dalam hidup Alana, melihat Carlos seperti ini. Dulu ketika dia mengetahui Veronica berkhianat, Carlos tidak pernah seperti ini.

“Taylor dan bayi kalian akan baik-baik saja, Carl.” kata Alana, berusaha menenangkan Carlos. Carlos tidak menjawab, tatapannya tetap kosong.

Tom menyuruh Alana berdiri dan duduk di salah satu kursi yang ada di sana, tidak ada yang bisa mereka lakukan selain berdoa pada Tuhan, berharap keadaan Taylor dan bayinya baik-baik saja. Carlos menutup wajah dengan kedua tangan, dia takut sekali. Jantung dia bahkan berdetak tidak teratur.

Dari kejauhan mereka mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Yang lain menoleh kecuali Carlos, di sana ada kedua orang tua Taylor dan saudaranya. Wajah Cordelia terlihat khawatir, dia menghampiri Alana dan bertanya. “Bagaimana keadaan Taylor?”

“Sedang diperiksa.” jawab Alana.

Cordelia menangis. “Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Cordelia.

“Taylor terjatuh dan mengalami pendarahan.” jawab Alana, dia menjawab sesuai yang didengarnya dari Richard.

Mata Alastair menajam, dia mencari keberadaan Carlos. Dihampirinya pria itu, langsung menarik kerah kemeja Carlos dan meninju wajah dia keras. Caitlin, Phoebe, Cordelia, dan Alana terkejut. Tom dan Scott menarik Alastair mundur. “Lepaskan aku! Semua gara-gara dia! Gara-gara dia Taylor seperti ini!” teriak Alastair emosi.

Carlos terkekeh, darah keluar dari sudut bibir. Dia rela kalau Alastair mau memukulnya lagi, dia akan merasa lebih lega dan tidak tercekik oleh rasa takut. Sudah dua jam dan Dokter belum juga keluar.

“Hentikan Alastair!” bentak Scott, Alastair melepaskan pegangan mereka pada tubuhnya dan menatap Scott tajam.

“Dia yang membuat Taylor seperti ini. Pasti ulah rubah itu—Veronica, kan? Kalau bajingan ini tidak pernah berhubungan dengan wanita itu, maka Taylor akan baik-baik saja saat ini. Seharusnya aku tidak pernah menyetujui mereka. Seharusnya Taylor tidak pernah pulang ke Boston.” kata Alastair, membuat Scott memijit pelipisnya yang mendadak sakit.

VOUS ATTEINDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang