PART 4

122K 9K 485
                                    

Sore hari, jam sudah menunjukkan pukul lima, semua pekerjaan Taylor sudah selesai, saatnya pulang. Tapi sebelum itu, dia merapikan beberapa berkas yang dititipkan oleh salah satu karyawan di sini untuk diberikan pada Carlos.

Taylor menuju ruangan Carlos, dia masuk tanpa mengetuk pintu, mendekati meja besarnya. Carlos bangun dari lamunannya, dia menatap Taylor ketika wanita itu masuk. “Ini ada berkas. Aku pulang dulu,” kata Taylor meletakkan berkas itu, hendak berbalik pergi.

“Taylor,” panggil Carlos.

Taylor menghentikan langkahnya dan berbalik. “Hm?”

Carlos tersenyum tipis, tidak mengatakan apapun. Taylor mulai menangkap perubahan sikap Carlos setelah dia kembali makan siang bersama Tom. “Ada apa?” tanya Taylor.

“Apa makan siang dan pembicaraan dengan Ayahmu... tidak berakhir baik?” tanya Taylor, hati-hati.

Carlos menatap Richard. “Tunggu aku di luar!” pintanya, Richard langsung keluar, menyisakan dua orang itu di dalam.

“Ada apa?” tanya Taylor sekali lagi.

Dad mengatakan banyak hal, dia sepertinya tidak suka dengan Vero, tapi dia tidak melarangku untuk bersamanya. Dia hanya memberi saran dan beberapa kata tersirat.” jawab Carlos sambil menghela napas.

“Lalu?” tanya Taylor.

“Menurutmu, apa aku tidak cocok dengan Vero?” tanya Carlos, giliran Taylor yang menghela napas.

“Semua orang melihat kalian cocok, bahkan kelewat cocok.” jawab Taylor, terpaksa.

“Kamu Taylor, bukan semua orang.” balas Carlos.

“Semua orang itu termasuk aku.” kata Taylor.

Really? Tapi kenapa kamu terlihat tidak suka dengan Vero,” tanya Carlos.

“Bukannya tidak suka. Aku kesal, media mempertanyakan keberadaan Vero, mereka tidak hanya mengejarmu, tapi mengejarku. Aku kesal, karena wanita itu menganggap seolah-olah persiapan pernikahannya ini tidak penting.” kata Taylor, berusaha menahan emosinya.

Setiap kali mengingat pertanyaan para awak media tentang keberadaan Veronica yang tidak pernah tampak dengan Carlos, selalu membuat Taylor kesal setengah mati. Apalagi ini sudah mendekati hari pernikahan mereka. Six days to go. Veronica masih belum muncul di sebelah Carlos. Taylor tidak mau peduli lagi, tapi sangat sulit.

“Dia—”

“Jangan bilang ‘sibuk’ lagi Carl, tidak ada gunanya. That’s a big bullshit for me! Sudah berapa hari kamu tidak bertemu dengannya? Satu minggu! Dia tidak pernah mengunjungimu sampai detik ini. God, satu minggu lagi kalian akan menikah. Kamu tidak mengunjunginya?” tanya Taylor, Carlos tidak menjawab, pria itu hanya memasang raut datar.

“Seharusnya aku tidak peduli dan tidak mau ribut tentang hal ini. Tapi aku merasa, Veronica tidak menghargai usahamu sama sekali,” lanjut Taylor.

“Cukup Taylor! Kamu membenci Vero, itu terlihat jelas!” tekan Carlos.

Taylor terdiam, menatap pria itu lama. “Kamu terlalu buta, Carl. Kamu sangat mencintai Vero. Kamu mencintainya melebihi dirimu sendiri.” jeda Taylor sejenak, berusaha menahan air matanya yang mau keluar, kenapa dia bisa jatuh cinta pada pria ini?

VOUS ATTEINDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang