PART 62

93.2K 4.2K 142
                                    

Usia kandungan Taylor sudah mencapai tujuh bulan. Sesuai rencana mereka sejak awal-awal, hari ini mereka mengadakan acara baby shower di mansion. Hanya orang-orang terdekat saja yang Carlos undang, mereka tidak mau memancing media saat ini.

Halaman belakang mansion sudah disulap dengan sangat indah, banyak sekali balon-balon yang tergantung dan dihias di sana. Warnanya netral, bukan biru ataupun pink, lebih didominasi oleh warna putih dan gold. Sama seperti baby shower pada umumnya, dekorasinya tidak terlalu mewah, karena Taylor menginginkan yang sederhana saja, lagipula orang yang datang tidak banyak.

Richard dan yang lain sedang meletakkan balon-balon tersebut ke tempat yang cocok, Carlos yang mengatur. Sudah entah berapa kali mereka bolak-balik sejak tadi dan mengganti tempat agar terlihat bagus. Carlos sendiri sudah pusing, dia tidak terlalu paham dengan dekorasi.

“Kamu duduk saja, Carl! Aku yang akan mengaturnya.” kata Caitlin yang baru menghampiri Carlos, sejak tadi dia berdiri di ambang pintu, memperhatikan kegiatan Carlos. Karena masih belum selesai, dia jadi geram.

“Kamu memangnya bisa?” tanya Carlos, menaikkan sebelah alis.

“Bukan berarti aku fashion designer, tidak dapat melakukan hal-hal seperti ini. Seleraku lebih bagus dari kamu.” jawab Caitlin, lalu dia yang mengatur tata letak balon-balon itu, kasihan Richard dan yang lain dari tadi disulitkan oleh Carlos.

Carlos tersenyum kecil, dia senang Caitlin sudah kembali ceria. Entah apa yang terjadi pada saudari kembarnya itu beberapa waktu lalu. Masalah mungkin sudah selesai, bebannya terangkat dan dia bisa kembali seperti sekarang. Syukurlah.

Caitlin kembali berbalik dan menghampiri Carlos. “Bagaimana? Sudah bagus, kan?” tanya Caitlin. Carlos menatap dekorasi di depannya. Perfect.

“Ya, sempurna. Thank you.” jawab Carlos. Tanpa Caitlin duga, Carlos tiba-tiba menariknya dan memeluk dia erat. Raut wajah Caitlin terlihat terkejut, sekaligus bingung.

“A–ada apa? Tidak biasanya kamu seperti ini,” tanya Caitlin, Carlos tersenyum.

“Kalau kamu ada masalah, lain kali berceritalah. Jangan dipendam sendiri, aku senang melihatmu kembali ceria lagi.” jawab Carlos, Caitlin tersenyum kecil dan membalas pelukan saudara kembarnya.

“Semuanya baik-baik saja, sekarang.” jawab Caitlin pelan.

Carlos melepaskan pelukan mereka sambil tersenyum. “Carilah pasanganmu Caitlin, umurmu sudah tua—tiga puluh tahun. Aku ingin melihatmu bahagia.” kata Carlos, terkekeh.

Caitlin cemberut. “Nanti saja kalau urusan itu, aku masih betah hidup melajang. Masih banyak hal yang harus aku hadapi ke depannya nanti. Aku bahagia sekarang, melihat kalian bahagia.” balas Caitlin, dia bersungguh-sungguh.

“Tapi, ini bukan kebahagiaan yang sebenarnya ingin kamu rasakan. Aku harap kamu bisa meraihnya dalam waktu dekat ini.” kata Carlos, sambil mengacak rambut Caitlin yang langsung dihadiahi pukulan.

“Rambutku berantakan, kau ini.” balas Caitlin, Carlos tertawa kecil.

“Ingat perkataanku.” kata Carlos.

Caitlin tersenyum. “Biarlah waktu yang menjawab. Aku juga senang karena kamu tidak bodoh dan menjadi bijak sekarang. Beruntung Taylor mau kembali bersamamu.” ejek Caitlin, tapi Carlos tidak tersinggung, dia malah terkekeh.

Sudah lama mereka berdua tidak berinteraksi seperti ini, apalagi selama empat tahun ini Carlos selalu menyibukkan diri dalam berbagai hal, tenggelam dalam rasa penyesalan dan amarah. Bersyukur Taylor mau kembali ke kehidupan dia.

VOUS ATTEINDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang