PART 16

112K 7.8K 351
                                    

Cerita ini hanya FIKSI, NOT based on TRUE STORY.

🍸🍸🍸

Ciuman Carlos dan Taylor masih berlanjut. Banyak sekali wanita yang patah hati melihat pemandangan itu. Jawaban keduanya tadi tentang status hubungan mereka tidak berpengaruh lagi. Mana ada teman yang mencium teman sendiri, semesra itu?

Tom dan Alana melihat kejadian itu. “Sudah kubilang, hanya Taylor yang dia inginkan. Anak itu terlalu bodoh untuk menyadari perasaannya.” kata Tom pada Alana.

“Dulu kamu juga begitu. Dia anakmu, sama sepertimu.” balas Alana, membuat Tom cemberut.

Phoebe yang berdiri di tempatnya sendiri sekarang, hanya dapat tersenyum kecil. Dari dulu dia sangat menyukai Taylor. Berbeda jauh dengan Veronica yang hanya ingin memanfaatkan Carlos.

Ciuman Carlos dan Taylor terlepas, Taylor menatap Carlos yang tersenyum lebar, sedangkan wajahnya sendiri sudah memanas dan memerah, Carlos benar-benar mengacaukannya. Taylor melirik sekitar, bisikan-bisikan semakin terdengar.

“Jangan pedulikan mereka!” bisik Carlos.

“Kamu gila! Mereka mengambil foto kita, media akan semakin heboh dan mengejarku.” balas Taylor, memukul pundak Carlos keras.

“Persetan. Tell me, apa yang kamu rasakan?” tanya Carlos, tersenyum menyebalkan.

“Apanya?” tanya Taylor ketus.

The kiss. Katakan padaku!” pinta Carlos, wajah Taylor semakin memerah.

Merasakan tubuh Taylor yang kaku, dapat Carlos simpulkan satu hal. “That’s your first kiss, right? Aku beruntung kalau begitu,” kata Carlos sambil terkekeh.

“Dari mana kamu tahu?” tanya Taylor.

“Karena kamu tidak pernah dekat dengan pria manapun selain aku. Aku tahu semua tentangmu Taylor, kita sudah mengenal sejak lama.” balas Carlos.

“Percaya diri sekali.” cibir Taylor, mereka menjauh dari lantai dansa.

Well, well, seperti yang kuduga.” kata Tom, membuat pipi Taylor yang memerah semakin memerah. Dia malu sekali.

“Kami hanya berteman.” balas Taylor, gugup. Carlos terdiam, tidak membenarkan ucapan Taylor.

“Kita lihat saja nanti, status bisa berubah kapan saja.” kata Tom, sambil mendekati Carlos. “Kamu harus berjuang lebih keras, kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya.” bisiknya pada Carlos.

“Jangan pikirkan omongan Tom. Kamu membuat wajahnya semakin memerah.” kata Alana, sambil memukul tangan Tom.

Mendengar kata Alana, membuat Taylor ingin menutup wajahnya. Semerah itukah? Taylor malu sekali, pertahanannya tidak boleh roboh. Inilah resiko ketika berada di dekat Carlos. Taylor tidak boleh terlena.

Pandangan Taylor menelusuri sekitar dan dia masih belum melihat keberadaan Caitlin. Aneh. Hampir satu jam, wanita itu belum kembali atau dia sudah meninggalkan pesta?

“Apa kamu melihat Caitlin?” tanya Taylor pada Carlos. Mengalihkan pembicaraan, dia tidak mau tahu tentang ciuman itu lagi.

“Aku baru sadar kalau tidak melihatnya sejak tadi.” jawab Carlos, pandangannya hanya terfokus pada Taylor sejak tadi, orang di sekitarnya tidak dipedulikan lagi.

“Aku ke toilet sebentar,” kata Taylor, melepaskan tangan Carlos dari tangannya.

“Mau aku temani?” bisik Carlos, Taylor menatapnya tajam.

VOUS ATTEINDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang