PART 23

99.6K 6.3K 216
                                    

Taylor masih melamun, terlalu shock, tidak tahu apa yang harus dia katakan. Jantungnya berdetak dengan cepat, sampai-sampai dia khawatir kalau Carlos mendengarnya. Entah apa yang dirasakannya sekarang, dia bingung.

“Taylor,” panggil Carlos, karena Taylor hanya terdiam. Dia tahu wanita ini terkejut.

Taylor menatap Carlos. Harusnya dia senang, karena ini yang dia inginkan dari dulu—yang dia pikir tidak akan pernah didapatkannya. Selama ini yang tertanam dalam pikiran Taylor adalah Carlos tidak pernah menganggap dia lebih dari sahabat. Tapi sekarang, tiba-tiba Carlos melamarnya.

Kenyataan itu kembali menghantam Taylor, dia tidak bisa. Sudah seharusnya mundur dari awal—ketika ciuman di pesta waktu itu. Apa yang sebenarnya dipikirkan Carlos? Tidak bisa, Taylor tidak bisa.

“Carl....” panggil Taylor.

Carlos tersenyum kecil. “Aku tahu kamu terlalu terkejut dengan semua ini. This Christmas tree, aku membuatnya untukmu. Aku akan memberimu waktu, Taylor—untuk menjawab pertanyaanku.” kata Carlos, Taylor menarik napas dan mengembuskannya.

Kepala Taylor mulai blank, dia kehilangan kata-kata yang baru saja dia susun dalam kepalanya. “Aku bodoh, ya? Setelah sekian lama baru mengatakan ini padamu. Selama beberapa minggu ini aku sudah berperang dengan pikiran dan hatiku, mencari tahu perasaan apa yang aku rasakan padamu saat ini. Aku tahu apa yang aku inginkan mulai tidak masuk akal—aku tidak mau kamu pergi dariku lagi, egois? Ya. Hingga aku menemukan jawabannya, aku tidak ragu lagi untuk mengatakannya.” jelas Carlos, panjang lebar.

Taylor terdiam, kenapa harus sekarang? Tapi mau dulu ataupun sekarang, tetap sama saja. Taylor tidak bisa menerima Carlos karena kekurangannya. Tidak ada yang bisa Carlos dapatkan dari dirinya, pria ini akan menyesal kalau bersama dia. Itu sebabnya Taylor memendam perasaannya untuk bisa tetap berteman dengan Carlos, dia ingin bersama pria ini lebih lama sebelum mereka berpisah dan menuju jalan masing-masing di masa depan.

“Aku memberimu waktu, Taylor. Aku menunggu jawabanmu.” kata Carlos, Taylor mulai merasa ada tekanan pada dirinya. Dia tidak mau menjawab, tapi Carlos pasti akan mendesaknya.

“Carl... aku... tidak bisa.” Taylor memutuskan untuk memberi jawabannya langsung, karena hanya jawaban itu yang dia punya sejak dulu.

Carlos tidak langsung bereaksi, dia terdiam selama beberapa saat. “Why?” tanya Carlos tenang.

Taylor merasakan suhu di sekitarnya semakin dingin, salju mulai turun walau tidak deras. Taylor mengangkat bahu, dia tidak bisa memberitahu alasan sebenarnya. Takut Carlos menjauh? Mau bagaimanapun, Carlos pasti akan meninggalkannya, karena pada akhirnya Taylor menolak dia.

Taylor menggigit ujung bibirnya, dia belum siap kalau Carlos harus menjauh dari waktu yang tidak diperkirakannya. Taylor hanya ingin lebih lama bersama Carlos, walau dia tidak bisa memilikinya. Carlos pasti akan meninggalkannya setelah ini.

“Kamu tidak punya alasannya? Aku tidak menerima jawaban ‘tidak’, Taylor.” kata Carlos, Taylor masih terdiam.

“Lalu kenapa kamu bertanya?” gumam Taylor pelan, tapi sepertinya berhasil didengar oleh Carlos.

“Aku bertanya, kamu menjawab ‘tidak’, tapi kamu tidak memiliki alasannya. Jadi aku tidak terima.” jelas Carlos, Taylor tidak tahu alasan apa yang harus dia buat.

“Aku hanya tidak bisa, Carl.” kata Taylor, menatap Carlos dengan tatapan memohon agar tidak menekannya lagi. Dia sedang berada dalam keadaan yang sulit.

Then why? Tell me, Taylor! Jangan menyembunyikan apapun dariku. Aku mengenalmu, aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu.” kata Carlos, membuat Taylor terkejut. Jangan-jangan Carlos tahu tentang kekurangannya.

VOUS ATTEINDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang