PART 34

75.7K 4.6K 280
                                    

Setelah pulang dari mansion Tom dan Alana, Carlos membawa Taylor ke suatu tempat, padahal tadi Carlos berpamitan untuk membawa Taylor pulang, hari sudah sore. “Kamu akan membawa aku ke mana?” tanya Taylor, Carlos tersenyum padanya.

“Kamu akan tahu nanti.” jawab Carlos, Taylor menurut saja.

Tadi Taylor sempat melihat Carlos menelepon Richard, tapi tidak tahu apa yang dia bicarakan. Ketika sampai di tujuan, Carlos menghentikan mobilnya. Taylor mengernyit, pasalnya ini adalah gedung perusahaan Reyns Technology.

“Kamu sedang bercanda.” kata Taylor. Carlos terkekeh, dia lalu melepas seatbelt–nya.

“Kamu akan menyukainya.” bisik Carlos, tepat di depan wajah Taylor. Wajah mereka sangat dekat, Taylor pikir Carlos akan menciumnya.

Carlos terkekeh, lalu melepas seatbelt Taylor, menjauh dari wajahnya. “Ayo turun, Richard sudah menunggu.” kata Carlos, turun terlebih dahulu.

Taylor kesal karena dipermainkan. Dia turun, mengikuti Carlos yang memasuki perusahaannya. Bangunan ini sudah sepi, karena sudah lewat dari jam pulang. Taylor bersyukur karena tidak ada yang melihat keberadaan dia dan juga tidak ada media. Satu mata saja yang melihat kedekatannya dengan Carlos, media pasti sudah heboh.

Carlos dan Taylor memasuki lift khusus para petinggi. Carlos menekan angka paling atas—menuju rooftop. “Memangnya apa yang kamu siapkan di rooftop?” tanya Taylor, Carlos hanya tersenyum.

“Kamu akan tahu, sabar Taylor. Aku yakin kamu akan menyukainya.” jawab Carlos, Taylor mengangkat bahu. Carlos menghadiahi sebuah ciuman di kepala Taylor, lalu mengelus rambutnya lembut.

Ketika pintu lift terbuka, mereka disambut oleh Richard. Taylor dan Carlos keluar, membiarkan Richard menuntun mereka. Asisten Carlos itu memasukkan sebuah kartu akses di sebelah pintu yang menuju rooftop, seketika benda itu terbuka.

Taylor takjub melihat helikopter yang terparkir di sana, dengan nama Reyns yang terpampang jelas di badan helikopter tersebut. “Kita akan naik helikopter?” tanya Taylor.

“Ya.” jawab Carlos.

“Ke mana?” tanya Taylor untuk kesekian kalinya.

“Nanti kamu akan tahu.” jawab Carlos sabar, dia berusaha menahan mulutnya agar tidak membocorkan tempat tujuan mereka. Tidak menyenangkan lagi kalau Taylor mengetahuinya.

Richard membuka pintu helikopter, membiarkan Carlos dan Taylor masuk. Taylor masuk dulu dibantu Carlos. “Richard yang akan mengendarai benda ini?” tanya Taylor, Carlos tidak menjawab dan hanya tersenyum miring.

Setelah Taylor masuk, Richard menutup pintu tersebut. Carlos memutari helikopter dan masuk melalui pintu yang berlawanan dari tempat duduk Taylor. Wanita itu bingung melihat Carlos yang duduk di kursi yang harusnya diduduki oleh pilot.

“Menurutmu, kalau Richard yang membawa benda ini, aku akan rela membiarkanmu duduk di sebelahnya?” tanya Carlos, Taylor terkejut setelah menyadari kalau Carlos–lah yang akan membawa helikopter ini.

“Sejak kapan kamu bisa...?” tanya Taylor, dia sama sekali tidak tahu kalau Carlos bisa membawa helikopter.

“Aku sudah mendapat lisensi. Banyak hal yang aku sembunyikan darimu. Setelah lulus kuliah, aku masuk lagi ke sekolah penerbangan, tidak lama. Karena sebelumnya Ayahku sudah pernah mengajariku. Aku hanya butuh lisensi.” kata Carlos, menyombongkan diri. Taylor menggelengkan kepalanya.

Carlos lalu menekan beberapa tombol yang ada di sana, Taylor tidak tahu apa saja fungsinya, dia hanya bisa duduk diam dan berdoa kalau mereka akan sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Dia harus percaya pada Carlos, ini pertama kalinya bagi Taylor menaiki helikopter.

VOUS ATTEINDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang