Carlos membereskan semua pekerjaannya dibantu oleh Richard ketika jam sudah menunjukkan pukul lima sore, akhirnya dia bisa pulang. Jadwalnya sangat padat hari ini, tetapi dia tidak lembur. Selama menjabat dia tidak pernah lembur lebih tepatnya, kecuali disengaja untuk mengalihkan pikirannya yang kacau.
“Taylor sedang berada di mansion keluarga William, kan?” tanya Carlos, sambil menandatangani satu dokumen terakhir.
“Yes, Sir.” jawab Richard.
Carlos mengangguk. Dia bangkit dari duduk, sambil merapikan jasnya. “Antar aku ke sana!” pinta Carlos, langsung diiyakan Richard. Mereka lalu keluar dari gedung perusahaan.
Sampai di luar, Carlos terkejut melihat bodyguard–nya yang berjejer di pintu utama, menahan para media yang berkerumun di sana. Carlos menoleh ke arah Richard dengan mata menyipit. “Kenapa kau tidak memberitahuku kalau ada media di sini?” tanya Carlos.
“Em... tadi Anda sangat fokus bekerja, saya tidak berani mengganggu. Saya juga tadi di lift hampir lupa—well, memang lupa, Jadi....” Richard kehilangan kata-katanya, ya begitulah yang ada di depan mereka saat ini.
“Basement, aman?” tanya Carlos lagi, berbalik memasuki lift.
“Ada beberapa, juga sedang ditahan oleh bodyguard.” jawab Richard.
“Mereka semakin hari, semakin ganas saja.” kata Carlos, sambil menggeleng pelan.
“Sir, kalau kita ke basement, mereka semua akan menuju ke sana.” kata Richard, menatap para media yang berusaha mengambil gambar Carlos.
“Biarkan saja, kau kan ahli dalam menerobos.” balas Carlos, lalu menekan tombol lift yang menuju ke basement.
Carlos dan Richard langsung bergerak cepat menuju mobil. Beberapa media yang ada di sana mulai berlari ke arah Carlos saat melihat keberadaannya, mereka tetap ditahan oleh bodyguard. Sesuai dugaan Richard, tak berapa lama media yang berada di pintu utama tadi mulai berpindah ke basement.
“Jalankan saja, Rick!” pinta Carlos, Richard menghidupkan mobil dan melajukan benda tersebut. Tidak peduli dengan orang-orang yang ingin menghalangi mobil mereka. Richard tetap menerobos kerumunan itu.
Carlos menghela napas setelah sudah keluar dari sana. Dia melepaskan dasi dan membuka kancing teratas kemejanya. Tak berapa lama, mereka sampai di mansion besar keluarga William, Richard menghentikan mobil di depan teras.
Carlos turun dari mobil dan menuju teras. Dia lalu menekan bel, menunggu seseorang keluar dari dalam sana. Pintu terbuka dan menampilkan Taylor dengan senyum lebar yang tercetak di wajahnya. Dia sudah tahu kalau Carlos yang datang, walau tidak dikabari.
“Ayo masuk!” ajak Taylor, menarik tangan Carlos masuk ke dalam.
Mereka menuju ruang keluarga, di sana ada Cordelia dan Victor. “Mom, Dad.” sapa Carlos sopan, lalu duduk di hadapan pasangan itu.
Cordelia tersenyum, begitupun Victor. Memang menantu idaman, batin Cordelia.
“Bagaimana pekerjaanmu?” tanya Victor, sambil meletakkan majalah yang dia baca barusan ke atas meja.
“Cukup padat, tapi sudah aku selesaikan. Dan aku dikejar media tadi.” jawab Carlos, tersenyum kecil.
“Media mengejarmu? Kenapa lagi?” tanya Taylor terkejut, apa jangan-jangan Veronica sudah melakukan sesuatu.
“Kamu ini seperti tidak kenal suamimu saja, dia kan terkenal. Apalagi berita tentang honeymoon kalian yang masih menjadi hot news satu minggu belakangan ini. Media tentu ingin tahu.” timpal Cordelia.
KAMU SEDANG MEMBACA
VOUS ATTEINDRE
Romance{COMPLETE/belum direvisi} Taylor Hazel William, semua orang mengenalnya sebagai sekretaris Billionaire paling kaya dan paling terkenal-Carlos Reynalds. Kehidupan Carlos Reynalds tidak pernah lepas dari media dan para wanita yang selalu mengincarnya...