PART 28

87K 5.4K 94
                                    

Taylor melirik sekitar, rasanya sangat tidak nyaman dan terganggu. Tatapan mata setiap orang tertuju pada dia, lebih tepatnya tertuju pada Carlos. Pria ini terlalu memesona, kebanyakan para wanita yang menatap ke arah Carlos, bahkan ada yang terus memotret Carlos.

Taylor rasa rata-rata orang memang sudah mengenal siapa Carlos sebenarnya, baik orang lokal maupun turis. Taylor tidak menikmati jalan-jalannya sama sekali, dia seperti akan diterkam oleh para penggemar Carlos karena berdekatan dengan pria ini. Tapi, dia tidak boleh lemah.

Mereka sedang berada di pasar tradisional, banyak sekali orang yang berlalu-lalang. “Carlos Reynalds!” pekik seseorang tiba-tiba, membuat Carlos dan Taylor menoleh.

Seorang wanita asing terlihat berlari ke arah Carlos. Taylor menatap Carlos terkejut dan menjauh untuk menyelamatkan dirinya terlebih dahulu. Tapi sebelum wanita asing itu menyentuh Carlos, salah satu bodyguard yang entah datang dari mana, sudah menahan orang tersebut.

Bodyguard Carlos memang tidak mengekori mereka sejak tadi. Mereka terpisah dan mengambil jarak beberapa meter dari tempat Carlos dan Taylor berdiri. Carlos takut Taylor terganggu, pasti mereka akan menjadi pusat perhatian. Tapi ternyata, ada atau tidaknya bodyguard, mereka tetap jadi pusat perhatian.

Richard datang beberapa detik kemudian. “Anda tidak apa-apa?” tanya Richard pada Carlos.

“Tidak apa-apa, aku tidak tahu kalau aku seterkenal itu.” kata Carlos, tersenyum manis pada wanita asing yang ingin menerjangnya tadi. Hal itu membuat wanita tersebut semakin histeris.

“Sombong.” cibir Taylor, dia lalu melanjutkan langkahnya, meninggalkan Carlos.

Ini yang Taylor paling tidak suka, ketika ada salah satu penggemar Carlos yang datang mendadak dan hendak meraihnya. Pengalaman ini bukan pertama kalinya bagi Taylor, dia sudah pernah bekerja pada Carlos dulu dan mengalami hal serupa. Bedanya waktu itu Taylor yang menahan penggemar Carlos yang sudah menggila—karena tidak ada Richard dan orang-orang berpakaian hitam, alhasil Taylor terluka di beberapa bagian.

Memikirkan hal itu membuat Taylor bergidik ngeri, orang-orang itu sangat ganas. Taylor takut akan semakin parah suatu saat nanti. “Taylor,” panggil Carlos, sudah menyamakan langkah Taylor.

“Aku tidak mau dekat-dekat denganmu, bagaimana kalau orang itu balik menyerangku?” tanya Taylor kesal, dia melirik ke belakang—melihat wanita asing itu menatap dia tajam. Menyeramkan sekali.

“Tidak akan lagi, itu yang terakhir. Sebaiknya kita pergi saja kalau kamu tidak nyaman.” kata Carlos, Taylor mengangguk. Lalu mereka meninggalkan pasar tradisional tersebut.

Ketika sudah di dalam mobil, Taylor bertanya. “Habis ini kita akan ke mana?”

“Sebentar lagi makan siang, kita ke restaurant saja.” jawab Carlos, lalu memerintahkan Richard membawa mereka ke salah satu restaurant yang ada di sini.

Sampai di tempat yang mereka tuju, Taylor dan Carlos turun dari mobil. Taylor menatap nama restaurant, terasa sangat familiar—Lange Restaurant. Taylor seperti pernah melihatnya di Boston atau hanya perasaannya saja?

“Ayo,” ajak Carlos, mengulurkan tangannya, Taylor menerima uluran tangan itu dan masuk ke dalam.

Sebelum masuk, Taylor melihat ada beberapa orang yang memotret mereka secara diam-diam. Ternyata paparazzi menyamar di mana-mana.

Mengingat sudah banyak orang yang memotret mereka, pastinya sudah tersebar di sosial media. Harusnya berita ini sudah sampai ke media Amerika. Orang-orang yang menyebarkannya sangat banyak dan cepat. Tapi anehnya, Taylor tidak menerima panggilan dari Scott atau Alastair sama sekali. Biasanya mereka paling cepat tahu kalau ada berita yang menyangkut Taylor, mungkin saja mereka belum tahu.

VOUS ATTEINDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang