Taylor baru saja tiba di Willy Restaurant, dia memutuskan untuk menghabiskan waktu makan siangnya di sini. Baru saja turun dari mobil, seseorang menghampirinya beserta kru kamera. Media lagi. Taylor memutar bola mata dari balik kacamata hitam yang dia pakai.
“Taylor, bolehkah kami bertanya?” tanya wartawan tersebut. Taylor tidak menjawab dan melanjutkan langkahnya.
“Taylor, bisa beritahu kami apa hubunganmu dengan Carlos Reynalds?” muncul satu wartawan lagi di hadapan Taylor. Sepertinya foto ciuman bersama Carlos kemarin sudah tersebar.
Taylor tetap tidak mau menjawab, para media semakin berdatangan. Taylor sangat terganggu dan menerobos orang-orang tersebut, sambil menunduk. Dia berjalan cepat agar bisa mencapai pintu restaurant.
Panggilan-panggilan dan kilatan flash kamera yang tertuju pada Taylor, membuatnya semakin pusing. “Please go!” kata Taylor, langsung berlari masuk ke dalam restaurant Alastair.
Di saat bersamaan, terlihat Alastair yang membawa beberapa petugas keamanan untuk mengusir para awak media itu. Alastair juga mengancam kalau mereka semua akan kehilangan pekerjaan jika tidak pergi. Alastair akan menutup perusahaan mereka, karena dia mampu melakukannya. Kedatangan awak media sangat mengganggu kenyamanan restaurant.
Setelah mengeluarkan ancamannya, Alastair menarik Taylor pergi, mengikuti dia. Mereka menuju ruang kerja Alastair di lantai tiga. Sampai di dalam, Taylor baru mengembuskan napas lega dan duduk di sofa, sambil memijit pelipisnya.
Alastair duduk di kursi kebesarannya dan menatap Taylor tajam. “Itu akibatnya karena berdekatan dengan Reynalds.” kata Alastair, Taylor tidak menjawab.
“Apa yang ada di pikiranmu, Taylor? Kamu berciuman dengannya di hadapan orang-orang?” tanya Alastair, tak habis pikir.
Alastair nyaris jantungan ketika melihat foto yang tersebar di media tadi, memperlihatkan Taylor dan Carlos yang sedang berciuman dari berbagai arah—belakang, depan, samping kiri dan kanan. Banyak sekali fotonya, tercetak jelas wajah Taylor dan Carlos.
“Aku tidak bisa menyelamatkanmu dari mereka kalau mereka datang lagi. Kenapa bajingan itu harus lebih terkenal dari selebriti?” rutuk Alastair, kesal.
“Kepalaku pusing, nanti saja membahas hal itu. Sekarang aku lapar dan mau makan.” kata Taylor.
Alastair menghela napas. “Kamu mau apa?” tanyanya. Taylor menyebutkan menu makanan yang diinginkannya dan Alastair menyuruh pelayan untuk mengantar pesanan tersebut ke ruang kerjanya.
Setelah pesanan Taylor datang, dia langsung menyantap makan siangnya. Alastair kembali bertanya, tidak peduli Taylor yang sedang makan. “Bagaimana kejadiannya?”
“Apanya?” tanya Taylor balik.
“Ciuman itu.” geram Alastair, dia sangat overprotektif pada Taylor, melihat adiknya dicium di depan publik dan foto itu tersebar, rasanya Alastair ingin mendatangi Carlos dan menghajar pria berengsek itu.
Sekarang baru Alastair saja yang mengomel, belum Scott. Taylor harus mempersiapkan telinganya untuk mendengar ceramah kakak-kakaknya lagi nanti. Kalau orangtuanya sudah pasti biasa saja.
“Yah... terjadi begitu saja.” jawab Taylor singkat, memang benar.
“Lebih jelas lagi!” pinta Alastair, Taylor menatap pria itu kesal. Apa tidak bisa menunggu dia sampai selesai makan?
“Aku sedang makan, tunggu sebentar! Memangnya apa yang bisa aku jelaskan? Kamu tidak pernah berciuman? Pasti pernah dan kamu tahu apa yang terjadi!” balas Taylor kesal, dan menusuk makanannya keras sampai menimbulkan suara dentingan piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
VOUS ATTEINDRE
Romance{COMPLETE/belum direvisi} Taylor Hazel William, semua orang mengenalnya sebagai sekretaris Billionaire paling kaya dan paling terkenal-Carlos Reynalds. Kehidupan Carlos Reynalds tidak pernah lepas dari media dan para wanita yang selalu mengincarnya...