Carlos menusuk potongan buah apel dengan garpu yang ada di piringnya, lalu mengarahkan benda itu ke arah Taylor. “Aaa....” Carlos menyuruh Taylor membuka mulut.
Taylor terkekeh geli, dia memakan potongan buah yang disodorkan suaminya. “Apakah tidak ada makanan yang lain?” tanya Taylor, dia malas karena terus memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.
“Nanti setelah kamu keluar dari sini, aku akan memberikan semua makanan yang kamu inginkan. I’m promise.” jawab Carlos, Taylor mengangguk.
Sudah dua hari Taylor berada di rumah sakit, kondisinya sudah mulai membaik, kemungkinan besok dia sudah diperbolehkan untuk pulang. Dokter kandungan menyuruh dia untuk bed rest selama dua bulan ke depan, sampai kandungannya sudah cukup besar dan kuat.
Taylor masih takut dan ngeri memikirkan kejadian di dekat eskalator kemarin. Veronica yang mendorong dia hingga terjatuh untuk menghindari serangan timah panas, sebagai gantinya dia yang terkena. Untung saja Taylor tidak jatuh menggelinding dari atas eskalator.
“Carlos, kamu masih belum bercerita padaku. Veronica, bagaimana keadaannya?” tanya Taylor, membuat Carlos mendengkus. Dia pikir Taylor sudah melupakan hal itu. Tapi sekarang dia baru bertanya.
“Aku tidak mau membicarakan apapun tentangnya. Dia yang menyebabkanmu menjadi seperti ini.” balas Carlos, datar. Dia masih marah mengingat kejadian kemarin. Betapa paniknya dia melihat tubuh Taylor penuh dengan darah.
“Veronica menyelamatkanku. Walaupun dia mendorongku dan sempat pendarahan. Dia menyelamatkanku dari serangan peluru.” kata Taylor.
“Tapi tetap saja dia yang membuatmu menjadi seperti ini. Dia juga turut andil untuk mencelakaimu, selama ini mereka ingin menghancurkanku, dia bekerja pada seseorang. Mungkin saat itu dia berubah pikiran dan membuat dirinya bahaya. Kalau tidak, sudah kupastikan dia akan mendorongmu dari atas sana dan aku tidak akan melepaskannya begitu saja. Hukuman dia akan lebih menyakitkan.” jelas Carlos, kembali menyuapkan potongan apel pada Taylor.
“Siapa? Dia bekerja pada siapa—orang yang ingin menghancurkanmu? Siapa dia?” tanya Taylor, cepat.
“My rival.” jawab Carlos.
Tom sudah memberitahu semuanya pada Carlos. Pelakunya berada di tangan Ashton saat ini. Dia akan menemui Ashton kalau ada waktu senggang, sekaligus memberi Dominic pelajaran karena sudah berani membahayakan Taylor. Pengecut, harusnya Dominic mendatangi Carlos langsung.
“Veronica pasti diancam. Kamu sama sekali tidak tahu keadaannya sekarang? Terakhir kali aku melihat, dia juga terluka sangat parah,” tanya Taylor, dia sangat ingin tahu. Veronica berhasil menyelamatkan dia dari peluru, kalau Taylor yang kena, entah bagaimana keadaannya sekarang.
“Aku tidak tahu dan aku tidak mau tahu. Pihak berwajib akan mengurus dia.” jawab Carlos, Taylor terkejut.
“Kalian melaporkannya? Kenapa?” tanya Taylor.
“Dia terjerat dalam kasus narkoba selama beberapa tahun ini. Dia tidak akan bisa berada di club tanpa obat-obatan itu. Dia sudah menjadi pengguna selama lima tahun terakhir ini. Citranya rusak karena kesalahan dia sendiri.” jawab Carlos.
“Aku ingin menemuinya. Dia dirawat di sini, kan?” tanya Taylor.
“Taylor—”
“Dengan atau tanpa izinmu, aku akan tetap menemui Veronica. Aku ingin mendengar langsung dari mulutnya, kenapa dia melakukan semua itu.” potong Taylor cepat, tidak memberi Carlos kesempatan untuk berbicara.
“Keras kepala!” balas Carlos sambil mendengkus.
“Jadi nanti dapatkan informasi Veronica dan beritahu aku. Kalau kamu tidak mau mengantarku menemuinya, aku bisa menyuruh Scott atau Alastair.” kata Taylor.
KAMU SEDANG MEMBACA
VOUS ATTEINDRE
Romance{COMPLETE/belum direvisi} Taylor Hazel William, semua orang mengenalnya sebagai sekretaris Billionaire paling kaya dan paling terkenal-Carlos Reynalds. Kehidupan Carlos Reynalds tidak pernah lepas dari media dan para wanita yang selalu mengincarnya...