PART 8

136K 9.8K 566
                                    

Four years later....
Paris, France.
07.00 A.M.

Jam alarm digital berbunyi, menggema di ruangan tersebut-berusaha membangunkan satu-satunya orang yang masih tertidur. Matahari sudah naik, sinarnya masuk ke dalam ruangan, menembus kaca.

Wanita itu meraba-raba jam yang ada di nakasnya, berusaha mematikan benda itu. Ketika bunyi bising sudah hilang, dia perlahan bangun-mengumpulkan nyawa, lalu turun dan menuju kamar mandi.

Taylor menatap pantulan dirinya sendiri pada cermin yang ada di depannya. Rambut dia bagaikan rambut singa, bawah matanya menghitam seperti panda. Menyedihkan sekali penampilannya, akibat lembur semalaman dan baru tertidur jam 05.00 tadi, sekarang dia harus bersiap-siap berangkat kerja.

Taylor membuka kran air yang ada di wastafel dan membasuh wajahnya, lalu menggosok gigi. Setelah itu dia mendekati shower dan menghidupkannya, membiarkan air dingin mengguyur tubuh. Tidak ada kata 'santai dulu' untuk Taylor, ketika dia bangun harus langsung mandi dan berangkat kerja.

Sesudah membersihkan diri, Taylor meraih bathrobe, keluar dari dalam sana setelah memakainya dan menggulung rambut dengan handuk kecil. Taylor menuju walk in closet dan memilih pakaian formal yang sudah sering dia pakai selama empat tahun ini, hidupnya berubah menjadi monoton¹.

Taylor langsung melepas bathrobe dan memakai pakaian dia di sana. Dalaman dengan warna senada-hitam. Begitupun pakaian formal berupa suit yang serba hitam. Warna hitam dan putih adalah warna favoritnya sejak empat tahun yang lalu.

Taylor lalu menuju meja rias, mengeringkan rambut dengan hairdryer dan juga memoles wajahnya dengan sedikit makeup, dia tidak suka tampil menor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taylor lalu menuju meja rias, mengeringkan rambut dengan hairdryer dan juga memoles wajahnya dengan sedikit makeup, dia tidak suka tampil menor. Sehabis itu, dia menyanggul rambutnya, seperti biasa.

"Semangat Taylor, hidupmu masih panjang." kata Taylor, memberi semangat pada dirinya sendiri.

Taylor mengambil tas dan map yang berisi dokumen pekerjaannya, lalu meraih kunci mobil. Dia akan berangkat ke Willy Hotel-tempatnya bekerja, hotel cabang milik kakaknya, Scott. Dia bekerja sebagai manager di sana, sudah empat tahun ini.

Taylor memasuki lift, menuju basement. Sampai detik ini dia masih tinggal di penthouse milik Scott, kakaknya sangat jarang menempati unit mewah itu, jadi Taylor yang tinggal di sana. Jaraknya juga dekat dengan Willy Hotel.

Pintu lift terbuka, Taylor memasuki mobil dan meninggalkan gedung itu. Sampai di depan hotel. Taylor turun dan memberi kunci mobilnya pada orang yang selalu bertugas untuk memarkirkan mobilnya. "Thank you," kata Taylor pada orang tersebut.

Taylor melangkah masuk, dia disambut oleh sapaan para karyawan. Taylor dikenal sebagai orang yang ramah dan ceria, itu sebabnya banyak orang yang menyukai dia. Semua karyawan yang bekerja di sini sangat betah, namun mereka tidak pernah malas bekerja. Ini adalah pekerjaan yang berharga. Mendapat manager yang baik sangat jarang.

VOUS ATTEINDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang