PART 50

73.1K 4.3K 203
                                    

Taylor baru saja selesai membersihkan diri, dia melihat Carlos yang sedang duduk di ranjang, fokus dengan laptopnya. Taylor lalu memasuki walk in closet, mengganti bathrobe–nya dengan pakaian malam hari.

Sesudah itu, Taylor berbalik dan terkejut melihat Carlos yang bersandar di pintu sambil bersedekap. “Kamu mengejutkanku,” kata Taylor.

Carlos mendekati istrinya dan memeluk wanita itu. Dia meletakkan dagu dia di pundak Taylor sambil memejamkan mata. “Kenapa? Kamu tidak mau bercerita? Sejak kamu habis berbicara dengan Alastair empat hari yang lalu, kamu terlihat berubah,” tanya Taylor, Carlos menghela napas.

Carlos melepaskan pelukan itu dan menatap Taylor lama. “Aku hanya takut kehilangan kamu.” jawab Carlos, Taylor mengernyit.

“Kehilanganku? Memangnya aku akan ke mana?” tanya Taylor, bingung. Carlos terlihat banyak pikiran akhir-akhir ini.

“Jangan pernah lepas dari jangkauanku Taylor, aku hanya takut kamu terluka. Wanita itu ada di sini, aku takut dia menyakitimu ketika aku tidak berada di sampingmu.” kata Carlos, sambil mengelus wajah Taylor yang lembut.

“Maksudmu Veronica? Aku tidak takut padanya,” gerutu Taylor kesal, mengingat wajah polos Veronica yang hanyalah sebuah topeng, selalu membuat Taylor emosi.

Promise me, kalau kamu akan selalu ada di sampingku. Aku hanya takut terjadi sesuatu padamu, dia orang yang nekat.” kata Carlos,

Taylor tersenyum dan mengangguk. Sebelah tangannya terangkat, mengelus wajah Carlos. Taylor berjinjit dan mengecup wajah suaminya. “Aku akan selalu berada di sampingmu, Carl. Aku akan selalu menemanimu. Kalau hal ini yang menjadi kegelisahanmu selama beberapa hari ini, aku hanya bisa bilang kalau aku akan baik-baik saja. Selama bersamamu.” kata Taylor.

Carlos tersenyum, dia langsung mencium bibir Taylor, melumatnya dengan lembut. Carlos langsung menggendong Taylor dan membawa dia ke ranjang. Ciuman mereka tidak terlepas, Taylor mengalungkan tangan di sepanjang leher Carlos. Menikmati apa yang dilakukan suaminya.

Ciuman mereka terlepas saat keduanya sama-sama membutuhkan oksigen. Taylor menatap mata Carlos yang sudah terselimuti kabut gairah. “Aku akan selalu bersamamu, selamanya.” kata Taylor, pelan.

Carlos kembali menyatukan bibir mereka. Carlos mulai membuka baju yang dipakai Taylor, menampilkan dada telanjangnya, karena setiap malam hari Taylor tidak memakai bra. Taylor juga melakukan hal yang sama, dia membantu Carlos melepas bajunya.

Carlos beralih mencium leher Taylor, dia memberikan beberapa tanda di sana, membuat Taylor tidak dapat menahan suaranya untuk keluar. Kegiatan mereka terus berlanjut, hingga keduanya benar-benar full naked.

I love you, Ma chérie.” kata Carlos, sambil mengecup bibir Taylor.

I love you too.” balas Taylor. Mereka lalu tenggelam dalam kegiatan panas itu, hingga beberapa jam ke depan.

🍸🍸🍸

Tiga bulan kemudian....

Pagi-pagi sekali—hari masih belum terlalu terang, diam-diam Taylor memasuki kamar mandi dan mencoba testpack, Carlos masih tertidur. Dua bulan yang lalu dia sudah pernah mencobanya, tetapi hasilnya negatif. Membuat dia merasa sedih sekaligus kecewa.

Taylor kembali mencobanya hari ini, dia berharap apa yang diinginkannya bisa terwujud, pasalnya sudah satu bulan lebih menstruasinya tidak datang. Carlos tahu perasaan Taylor, maka dari itu dia selalu menyemangati istrinya dan bilang mungkin belum saatnya Tuhan memberikan mereka tanggung jawab besar itu. Mereka bisa mencobanya lagi lain kali.

VOUS ATTEINDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang