73~mencari bukti

934 118 5
                                    

"Hai jen"

Jennie serasa ingin  muntah disaat mendengar seseorang tak tau malu  menyapanya.

"Ada apa?"

"Gue mau minta maaf soal yang kemarin, pacar gue cuma salah paham saja"

"Pacar anda emang sedang cemburu, jadi wajar melakukan itu"

"Iyah dia sepertinya takut sekali saya mendua"

Jennie hanya tersenyum miring mendengar itu.

"Emm pulang sekolah, mau gue antar ga"

"Saya sudah punya tumpangan sendiri"
Ucap jennie.

"Lo ga usah merasa ga enak sama  gue, obrolan  kita beberapa hari yang lalu ga gue masukin ke hati ko" ucap jong in sambil  tersenyum

"Bagus kalo ga sakit hati. Jadi gue ga berdosa" ucap jennie.

"Jen ayo, gue udah selesai" ucap jisoo dari arah toilet

Jennie emang sengaja  menunggu  jisoo di depan toilet. Namun sialnya si jong in kembali menghampirinya. Jennie yakin ada yang ga beres sama  si jong in. Mungkin  dia mau balas sakit hatinya dulu, waktu di katain habis habisan sama dia. Jennie menolak percaya  pada orang modelan jong in. tidak semudah itu orang melupakan  kata kata yang jelas melecehkannya bukan.

Jennie berlalu dari hadapan jong in tanpa berkata apapun. Terserah lah si kakak senior mau beranggapan jika dia junior yang ga tau sopan santun

"Ngapain lagi dia?" Tanya jisoo yang tadi sempat melihat jennie berbincang  dengan  jong in.

"Caper" ucap jennie singkat.

"Dia anak pengusaha es krim yang baru itu"

"Es krim murah itu?"

"Iyah, karena harganya yang murah membuatnya laku keras dan mereka dapat keuntungan yang banyak"

Jennie hanya menyimak.

"Tidak heran sih. Mereka memproduksi es krim yang hampir sama tapi dengan harga jauh berbeda, masyarakat menengah ke bawah pasti lebih memilih produknya"

"Apa lo ngak merasa janggal?"

"Ku pikir mereka menekan biaya produksi makanya bisa jual harga segitu" ucap jisoo.








●●●●●●●●●●●●●

"Jen mau pulang bareng ga?" Tanya lisa

"Gue ada urusan"

"Lagi"

Mendengar kata 'lagi' membuat jennie mengerutkan keningnya tanda bingung.

"Iyah" tanpa ambil pusing jennie mengiyakan nya.

Sebenarnya lisa ingin tau kenapa jennie seakan  menghindarinya. Kemarin chaeyoung bilang jennie  pulang duluan, dan kenapa jennie ga bilang ke dia. Padahal sekarang mereka  udah rutin pulang pergi bareng. Lisa sudah melupakan sakit hatinya kemarin, dia ga bisa benci sama jennie walaupun Jennie seakan tak menganggapnya. Dan kadang bersikap dingin padanya. Jennie tak pernah  memintanya melindunginya. Dia sendiri yang suka rela melindungi  jennie. Jadi ini bukan salah jennie tapi  salahnya sendiri.







●●●●●●●●●●●●

Jam 10 malam jennie sudah berada di depan sebuah pabrik. Dengan berbekal obat bius dia mampu menyamar menjadi karyawan di pabrik tersebut, dia mencari bukti,.

Beberapa saat lalu dia membekap mulut salah satu karyawan dengan  sapu tangan yang sudah di kasih obat bius kemudian memakai pakaian yang di kenakan karyawan tersebut.

Jennie mau repot melakukan hal ini, tentu saja ada maksud. Dia butuh senjata untuk melawan jong in jika suatu hari pria itu menyerangnya.

Dirasa dapat bukti yang menurutnya lebih dari cukup dia kembali. Dia sedikit heran karena karyawan yang ia bius tidak ada di tempat. 

Suutttt.

Seseorang mengkodenya.

Jennie menoleh ke arah mobil hitam. Disana tampak dara memandang ke arahnya dengan menggunakan masker dan juga kaca hitam.

Jennie menghampiri nya kemudian masuk ke mobil itu.

"Kau mencari dia kan nona?" Tanya dara.

Jennie menoleh ke arah belakang,  disana ada karyawan yang tadi ia bius

"Abis ngapain?"

"Ga perlu tau"

"Ga baik melakukan aksi sendiri. Setidanya kau butuh patner"

"Maksudmu kau mau jadi partner ku, ah aku tak bisa percaya dengan antek antek ayahku"

"Keselamatan mu adalah tanggung jawab ku"

"Aku baik baik saja tak usah berlebihan"

"Kau masih terlalu muda untuk bertindak. Karyawan itu tadi tersadar. Menurut mu apa yang akan dia lakukan jika aku tak ada"

"Oh. Makasih untuk itu, sekarang keluarkan dia dan kita pergi dari sini"

"Apa yang kau cari?"

"Sesuatu yang sepele, dan aku sudah mendapatkannya".

"Ganti bajumu dulu. Kasian dia kedinginan, walaupun badannya penuh lemak, tapi kalau di biarkan tanpa baju juga kasian kan" ucap dara sambil melirik seseorang bertubuh gempal yang sedang tertidur di jok belakang tanpa memakai baju.










●●●●●●●●●

Tok tok tok.

Lisa mengetuk pintu rumah jennie.

Tak lama jennie membukakan pintu.

"Ada apa?"

"Ini seragam olahraga punya lo. Makasih yah."

"Oh" ucap jennie mengambil seragamnya. Kemudian hendak menutup pintu.

"Jen"

Jennie menghentikan gerakannya karena lisa memanggilnya.

"Berangkat bareng gue kan?"

Jennie menoleh ke dalam untuk melihat jam dindingnya.

"Masih pagi. Lo duluan aja."

"Gue tungguin lo. Kalo lo mau bareng gue"

"Gue diantar mommy" ucap jennie.

"Oh ya udah kalo gitu" ucap lisa merasa heran, ga biasanya jennie di antar ibunya.

Jennie masuk kembali ke rumahnya membiarkan lisa dengan urusannya. Dia tak peduli lisa mau menunggunya atau mau berangkat sesuai perintahnya

"Tumben mau di anterin, kamu ada masalah sama lisa"

"Engga"

"Tapi kayanya kamu menghindari dia"

"Udah beberapa kali dia celaka gara gara gue. Lebih baik buat dia untuk tidak terlalu dekat  dengan gue. Dia terlalu polos."





●●●●●●●●●●●●●

Jennie berangkat sekolah di antar dara. Dia turun di gerbang. Ga mau di antar sampai dalam.

Jennie mengeluarkan seragamnya olahraganya, seperti biasa selalu di periksa oleh satpam di depan gerbang. Tapi menurut jennie pemeriksaan nya biasa saja tidak begitu detile.

Saat jennie ingin menaruh seragam ke loker dia berhenti. dan mengintip salah satu siswa yang sedang berbincang mengenai narkoba.

Narkoba itu di simpan di seragam olahraga ternyata, dan mereka bertransaksi di loker dengan cara bertukar kunci loker.

"Satpam ga becus. Percuma di periksa kalo masih lolos juga." Ucap jennie mengupat pada satpam di depan gerbang yang tugasnya memeriksa.

Tbc...

Kamis 25.11.2020.08:58AM

dapatkan aku jika kau mampuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang