4. Kecantikan yang mematikan

58.4K 7.1K 487
                                    

Publish :04 -11-2020
Re-pubh: 03-11-2021


☱☱☲☲☲☲☲☱☱☱☱☱

𝐒𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐚𝐝𝐞𝐠𝐚𝐧, 𝐭𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭, 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮, 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐫𝐚 𝐭𝐨𝐤𝐨 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐚𝐢𝐭𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐬𝐞𝐣𝐚𝐫𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐫𝐚𝐣𝐚𝐚𝐧 𝐂𝐡𝐢𝐧𝐚.

𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐦𝐮𝐫𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐢𝐦𝐚𝐣𝐢𝐧𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫. 𝐇𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫 🙏

𝐓𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡.

☱☱☱☱☱☱☱☱☱☱



♥︎♥︎♥︎♥︎♥︎

Paviliun Bulan merupakan kediaman putri Lan Shi, yang mana paviliun tersebut jauh lebih luas dibanding paviliun Kaisar dan Permaisuri. Dinding paviliunnya terbuat dari beton bercat putih dengan ukiran rumit yang membentuk sebuah pola gambar bulan purnama, menengadah keatas langit-langit kamarnya akan mendapati sebuah lampu kristal raksasa yang berbentuk lingkaran seperti halnya matahari yang memancarkan sinar, sedangkan pintu nya terbuat dari besi baja dengan gagang yang dihiasi kepingan emas berkilauan.

Putri Lan Shi memiliki segalanya. Harta, tahta, dan kasih sayang kedua orang tuanya. Pakaian nya saja terbuat dari benang emas dan sutra termahal yang dijahit langsung oleh penjahit terkenal suruhan Kaisar.

Namun, kemewahan ini dulunya bukan milik putri Lan Shi melainkan milik putri Azkia. Semenjak permaisuri terdahulu meninggal, putri Azkia diasingkan ke paviliun Dingin dan paviliun Bulan ini diambil alih oleh putri Lan Shi.

Saat pengasingan, putri Lan Shi sengaja melarang putri Azkia menyentuh barang sekecil apapun untuk dibawa ke paviliun barunya dan gadis lemah sepertinya hanya bisa menurut tanpa sedikitpun membantah.

Bodoh memang

Dia membiarkan putri Lan Shi mengambil barang-barang miliknya sedangkan dia sendiri hidup dalam kemiskinan, dan putri Lan Shi harap kebodohannya itu semakin bertambah.

Prang

"Berani-beraninya dia hidup kembali dengan wajah busuknya itu," geram putri Lan Shi dengan wajah mengeras.

Susah payah dia dan ibunya melakukan percobaan pembunuhan kepada putri Azkia tetapi tidak ada yang berhasil, saat berhasil membunuhnya pun gadis itu tetap diberi keselamatan dan malah bangkit dari kematian. Hal yang seperti itu membuat putri Lan Shi harus menahan luapan emosi yang ingin meledak-ledak.

"Baik. Mungkin dewi kematian membiarkanmu hidup untuk kembali disiksa."

Dengan mengatakan itu pikirannya sedikit tenang. Namun, tiba-tiba saja wajah putri Azkia yang dingin dan menatapnya tajam itu terlintas lagi dipikirannya.

Klontangg

"Dia sudah berani ternyata ..." desis putri Lan Shi seraya menghempaskan barang.

Para dayang yang mendengar ada barang jatuh langsung bergegas menuju kediaman Bulan. Saat diambang pintu para dayang itu terkejut melihat seisi ruangan itu yang sangat berantakan. Barang-barang mewah itu kini sudah berserakan dilantai, disertai dengan makanan juga minuman yang tertumpah.

𝙏𝙞𝙢𝙚 𝙏𝙧𝙖𝙫𝙚𝙡 : 𝙤𝙛 𝙖 𝘾𝙤𝙡𝙙-𝙃𝙚𝙖𝙧𝙩𝙚𝙙 𝙒𝙤𝙢𝙖𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang